Jumat 21 Jul 2017 17:34 WIB

Kemarau, BPBD Cilacap Mulai Salurkan Bantuan Air Bersih

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Bantuan air.
Foto: Antara
Bantuan air.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah mengalami kerawanan air bersih seiring musim kemarau yang telah berlangsung beberapa pekan terakhir. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kedua kabupaten tersebut, sejak beberapa waktu lalu mulai melakukan droping bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy, sejauh ini, sudah ada beberapa desa di dua kecamatan yang beberapa waktu lalu mengajukan permohonan droping air bersih, yakni di Kecamatan Bantarsari dan Kecamatan Kawunganten.

Meski demikian, ia menyebutkan, desa-desa yang membutuhkan pasokan air bersih pada kemarau tahun ini, kemungkinan tidak akan sebanyak tahun lalu. Hal ini karena pada musim kemarau ini hujan masih terkadang turun, selain itu kemarau juga diperkirakan tidak akan berlangsung lama.

''Berdasarkan informasi dari BMKG, musim kemarau tahun ini merupakan jenis kemarau normal.  Berbeda dengan musim kemarau panjang pada 2015 dan musim kemarau basah 2016 lalu, sehingga hujan diperkirakan sudah akan turun lagi pada November 2017,'' jelasnya, Jumat (21/7).

Namun ia menegaskan, bila warga membutuhkan pasokan air bersih, maka pada prinsipnya BPBD Cilacap sudah siap memasok. Terutama untuk daerah-daerah yang selama ini memang sering menjadi langganan kekeringan, seperti desa di wilayah Kecamatan Kawunganten dan Bantarsari.

Sementara di wilayah Kabupaten Banyumas, sudah tiga desa yang meminta pasokan air bersih pada BPBD setempat. Antara lain Desa Kalitapen Kecamatan Purwojati, Kelurahan Pasir Kidul Kecamatan Purwokerto Barat, dan Desa Panusupan Kecamatan Cilongok.

''Terhadap warga yang kesulitan air bersih, kita sudah melakukan pemasokan,'' jelas Kalakhar BPBD Banyumas Prasetyo Budi Widodo.

Disebutkan, sepanjang musim kemarau yang sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir, pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak sembilan tangki yang masing-masing tangki berkapasitas 5.000 liter.

Terkait daerah-daerah yang rawan kekeringan, Prasetyo menyatakan pada 2015 lalu tercatat ada 55 desa/kelurahan yang mengajukan permintaan pasokan air bersih. Namun di memperkirakan, pada kemarau 2017 ini jumlah desa yang mengalami kekeringan akan berkurang, karena kemarau tahun ini relatif lebih pendek dibanding tahun 2015.

Kendati demikian, pihaknya tetap menyediakan stok air bersih cukup banyak yang pembiayaannya berasal dari APBD. ''Kalau seluruh dana APBD digunakan, maka kami bisa menyalurkan air bersih hingga 2.000 tangki,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement