Jumat 21 Jul 2017 19:10 WIB

Penyakit tidak Menular di Kota Bandung Masih Tinggi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Qommarria Rostanti
Stroke (ilustrasi)
Foto: www.manufacturingtoday.com.ng
Stroke (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah penyakit tidak menular di Kota Bandung, Jawa Barat, hingga kini masih tinggi. Berdasarkan hasil kajian Dinas Kesehatan Kota Bandung bekerja sama dengan Bloomberg Initiative pada 2016, jumlah kematian maupun penyakit terbanyak di Kota Bandung disebabkan oleh penyakit tidak menular.

Di Kota Bandung, angka penyakit stroke mencapai 8,24 persen, penyakit kardiovaskular 13,73 persen, dan komplikasi diabetes mellitus mencapai 3,15 persen. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita, mengatakan tingginya angka penyakit tidak menular di Kota Bandung disebabkan oleh pola hidup warga yang kurang sehat. Warga setempat banyak memilih makanan cepat saji yang lebih praktis ketimbang mengonsumsi buah dan sayuran. Selain itu, warga yang tinggal di kota cenderung kurang melakukan aktivitas fisik.

“Faktor-faktor tersebut dapat memicu penyakit-penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan diabetes,” ujar Rita dalam acara sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Gedung Serba Guna Biofarma, Bandung, Jumat (21/7).

Dinas Kesehatan Kota Bandung akan mendorong warganya untuk melakukan aktiivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, serta memeriksakan kesehatan secara rutin. Rita sendiri telah membentuk tim yang akan secara berkala mendatangi rumah warga. Khususnya warga miskin guna melakukan pendataan kesehatan. Selama masa pendataan, warga yang diindikasikan memiliki gangguan kesehatan akan mendapatkan perawatan khusus oleh tim kesehatan melalui program Layad Rawat.

Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial, mendorong tim melakukan pendataan dan menindaklanjuti hasilnya dengan sangat cermat. Oded ingin warga yang sakit bisa segera ditolong. Dia pun meminta aparatur kewilayahan seperti lurah dan camat turut membantu program tersebut. Apabila ada warga miskin yang sakit dan perlu penanganan segera, para lurah dan camat bisa segera melapor ke instansi kesehatan terdekat. Para petugas akan datang ke rumah-rumah, merawat yang sakit sehingga warga tidak perlu datang ke rumah sakit. 

"Kami yang mendatangi untuk merawat. Kepada lurah dan camat, tolong program ini dibantu di wilayah masing-masing,” kata Oded.

Dia juga mengimbau warga agar senantiasa menjaga pola perilaku agar tetap sehat. Menjaga pola makan adalah hal utama yang disarankannya. “Makanlah makanan yang sehat dan bergizi, halalan toyyiban,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement