Jumat 21 Jul 2017 10:51 WIB

Tengkulak Sulit Dapatkan Garam dari Petani

 Pedagang menunjukan garam. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menunjukan garam. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sudah tiga bulan, para tengkulak yang berada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kesulitan untuk mendapatkan garam dari para petani, karena kebanyakan gagal panen. "Untuk mendapatkan garam sekarang sangat sulit, kita harus berebut dengan yang lain, agar bisa membawa pulang garam," kata seorang tengkulak garam, Karsudi di Cirebon, Jumat (21/7). 

Dia menuturkan kondisi kelangkaan garam ini sudah sejak tiga bulan yang lalau, karena banyaknya petani yang gagal panen, jadi dirinya dan para tengkulak terpaksa berebut. Kesulitan mendapatkan garam membuat ia terpaksa menerima garam dengan kualitas yang sangat rendah. Kualitas rendah biasanya berwarna kecoklatan atau kehitaman. 

"Garam seperti ini, biasanya cara memanennya tidak dengan dicuci atau tidak dalam kondisi berair dan terkadang saya dicurangi para petani yang mengaku garam kualitasnya bagus, namun setelah dibuka ternyata jelek," tuturnya. 

Karaudi mengatakan ia beli dari petani sudah dalam karung, kadang pas dibuka warnanya kecoklatan. Tapi tetap diterima, karena memang sekarang cukup sulit mendapatkannya. 

Sementara itu tengkulak lain, Maman menuturkan sekarang sangat sulit mendapatkan garam, yang dulu biasanya para petani bisa memproduksi 1 ton per hari sekarang 1 kwintal sudah sulit. "Kata para petani cuacanya lagi sulit, jadi ketika sudah dioleha terus huja turun, maka dipastikan akan rusak," katanya.

Dia mengaku membeli garam dari petani dengan harga Rp 2.800 per kilogramnya. Sedangkan ia kembali menjual kembali di pasaran dengan harga sekitar Rp 4.000 per kilogram untuk garam kualitas super.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement