REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kenaikan harga tiket pesawat yang diberlakukan sejumlah maskapai nasional mulai berdampak. Selain menguras isi kantong masyarakat, ternyata kenaikan harga tiket pesawat disebut salah satu pemicu inflasi di Sumbar.
Menurut Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, kenaikan harga tiket telah menyumbang inflasi sebesar 0,10 persen. "Ini cukup besar. Kita berharap tahun depan lebih rasional," harap gubernur, Rabu (19/7) malam.
Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumbar Jasman kepada Republika, Kamis (20/7) mengatakan, secara nasional untuk tahun ini angka inflasi Sumbar menduduki urutan ketiga. "Penyumbang inflasi terbesar di Sumbar dari kenaikan harga cabai dan kedua kenaikan harga tiket pesawat," papar Jasman.
Ia mengungkapkan walaupun secara nasional besaran angka inflasi dari kontribusi dua sektor tadi masih di bawah angka rata rata nasional, namun pihak pemprov berusaha terus mengendalikan. "Salah satunya Gubernur berkirim surat kepada pimpinan Garuda untuk membantu menekan kenaikan harga tersebut," jelasnya.
Terkait dengan kenaikan harga tiket, Gubernur berharap mendapat keadilan dari operator penerbangan. Keadilan yang dimaksud adalah misalnya melihat pula penerapan harga tiket dari Jakarta ke Pekanbaru, Jambi dan sebagainya.
"Saya masih berharap di tahun-tahun berikutnya harga tiket pesawat dari Jakarta ke Padang dan sebaliknya bisa lebih murah. Maskapai harus berlaku proporsional dan adil dengan rute serta jarak ditempuhnya."
Diakui banyaknya perantau Minang yang pulang kampung menunjukkan juga masuknya aliran uang ke Sumbar dalam jumlah besar. "Untuk hal ini saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih, karena sumbangsih perantau berupa dana cukup besar," katanya.