Kamis 20 Jul 2017 17:13 WIB

Abdi Dalem Diminta tak Terpengaruh Ideologi Anti-Pancasila

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Andri Saubani
Syawalan Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta dan Puro Pakualaman dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di.Bangsal.Kepatihan Yogyakarta, Kamis (20/7) Dihadiri sekitar 800 abdi dalem.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Syawalan Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta dan Puro Pakualaman dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di.Bangsal.Kepatihan Yogyakarta, Kamis (20/7) Dihadiri sekitar 800 abdi dalem.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA – Sekitar 800 Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta dan Puro Pakualaman menghadiri syawalan Abdi Dalem di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Kamis (20/7). Para abdi dalem tersebut satu per satu bersalaman dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Namun, dalam Syawalan Abdi Dalem kali ini Gubernur DIY tidak didamping Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, karena Paku Alam X sedang sakit.

Dalam sambutannya, Sultan HB X berpesan agar para abdi dalem mewujudkan masyarakat istimewa, setia kepada kebudayaan, dan melestarikan kebudayaan yang lebih dibandingkan masyarakat umumnya serta tidak mudah terpengaruh paham atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Sementara Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Mas Wedana Dwijo Kasimanto (73 tahun) mengatakan dirinya menjadi abdi dalem baru empat tahun ini.

Sebelum pensiun dia menjadi guru di STM I Kota Yogyakarta. "Saya ingin menjadi abdi dalem karena ingin melestarikan budaya Jawa dan khususnya budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat,''tutur Abdi Dalem Reh Kaprajan. Sebagai abdi dalem dia hanya bertugas setiap hari Rabu minggu pertama yakni mendengarkan perintah-perintah dari Keraton misalnya bagaimana melestarikan budaya Keraton Yogyakarta, pengetahuan tentang kebudayaan di Keraton Yogyakarta misalnya bangsal yang ada di dalam Keraton, sejarah kerajaan dari HB I sampai HB X sekarang ini.

Ditanya pendapatnya mengenai imbauan Sultan agar abdi dalem tidak mudah terpengaruh ideologi selain Pancasila, Dwijo Kasimanto mengatakan, melestarikan kebudayaan itu termasuk salah satu upaya untuk membentengi diri dari ideologi selain Pancasila. "Kalau kita meresapi budaya Jawa sebetulnya kita sudah melaksanakan Pancasila. Seperti halnya gotong royong dan syawalan seperti sekarang ini," ujarnya.

Secara terpisah, KPH Pengageng Budaya lan Pariwisata Kadipaten Pakulaman KPH Indrokusumo menanggapi sambutan Sultan HB X mengatakan, bahwa abdi dalem keraton dan kadipaten itu tetap harus melestarikan kebudayaan Jawa. Misalnya, walaupun dia orang luar Jawa tetapi kalau pas bekerja sebagai pegawai Pemda DIY maka pada hari-hari tertentu harus mengenakan busana Jawa yang sesuai dengan aturan-aturannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement