Rabu 19 Jul 2017 17:54 WIB

Petani di Banyumas Mulai Kesulitan Air

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Petani di sawah yang alami kekeringan.
Foto: Antara
Petani di sawah yang alami kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Musim kemarau yang berlangsung sejak beberapa pekan terakhir, telah menyebabkan petani di beberapa desa di wilayah Kabupaten Banyumas kesulitan mengairi lahan pertanian. Hal ini antara lain dialami petani di Desa Cindaga Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.

Sejak beberapa hari terakhir, mereka terpaksa menyedot air Sungai Serayu dengan menggunakan pompa air agar tanaman palawijanya tidak kekeringan. Secara keseulurhan, ada sekitar 50 hektare lahan pertanian palawija di desa ini, yang terpaksa harus diairi dengan menyedot air Sungai Serayu.

Darsito (62), seorang petani setempat yang menanam lahannya dengan tanaman jagung mengakui, cara mengairi dengan cara menyedot air sungai akan menyebabkan biaya budi daya menjadi lebih tinggi. "Tapi mau bagaiamana, dari pada tidak diairi dan tanaman mati, lebih baik saya mengeluarkan lebih banyak agar bisa tetap panen," katanya.

Dia menyebutkan, untuk mengairi lahan jagung selias 200 ubin (3.800 meter persegi, Red), dia harus menyedot air Sungai Serayu lebih dari tujuh jam dengan menggunakan mesin pompa. Dengan proses sedot air selama itu, otomatis dia harus membeli bahan bakar pertalite hingga 10 liter. "Kalau masih tidak hujan, paling tidak saya harus menyedot air tiga sampai empat kali lagi sampai panen," katanya.

Menurutnya, di desanya ada sekitar 11 petani pemilik lahan di pinggir sungai yang melakukan hal sama. "Ya masih untung lahan kami tidak terlalu jauh dari Sungai Serayu. Dengan demikian, kami masih bisa menyiasati kebutuhan air dengan menyedot air sungai," katanya.

Karsono (54), petani lainnya menambahkan, tanaman yang dibudidayakan di lahan sekitar Sungai Serayu tidak hanya berupa tanaman jagung saja. Tapi ada juga yang menanami lahannya dengan tanaman kedelai dan pepaya california. "Dalam musim kemarau seperti ini, mau tidak mau kami harus menyedot Sungai Serayu agar tanaman kami bisa berbuah baik," jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas, Widarso, mengakui hujan deras memang sudah tidak turun di wilayah Banyumas sejak beberapa hari terakhir. Meski pun kadang masih ada hujan, namun sudah tidak mampu membasahi tanah pertanian lahan kering yang membutuhkan banyak air.

"Karena itu, para petani yang memiliki lahan di luar jangkauan irigasi teknis, memang sudah mulai menyedot air dari berbagai sungai yang ada di sekitar lahan pertaniannya," jelasnya.

Menurutnya, di wilayah Banyumas ada  sekitar 5.000 lahan tadah hujan yang kini dimanfaatkan untuk menanam palawija. "Sejak menjelang musim kemarau, kami memang mengimbau petani untuk tidak menanam padi. Selain untuk memotong siklus hama, juga untuk mengantisipasi kemungkinan sulitnya mendapat air pada musim kemarau," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement