Senin 17 Jul 2017 17:31 WIB

Aher: Pengelolaan Lingkungan di Jabar Terus Membaik

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bilal Ramadhan
Kawasan Bandung Utara (KBU)yang melintang dari pegunungan Manglayang hingga Gunung Burangrang alami kerusakan lingkungan yang disebabkan ulah tangan manusia.
Foto: jabarprov.go.id
Kawasan Bandung Utara (KBU)yang melintang dari pegunungan Manglayang hingga Gunung Burangrang alami kerusakan lingkungan yang disebabkan ulah tangan manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar puncak perayaan Hari Lingkungan Hidup (HLH) se-Dunia Tingkat Provinsi Jawa Barat di Halaman Parkir Barat Gedung Sate, Senin (17/7). Berbagai upaya terus dilakukan Pemprov Jawa Barat untuk melestarikan serta menyelesaikan persoalan lingkungan hidup, sehingga meningkatkan mutu lingkungan Bumi Parahyangan.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengklaim berbagai upaya tersebut telah membuahkan hasil. Pengelolaan membuat kelestarian lingkungan di Jawa Barat terus membaik. Heryawan menyebutkan total area kawasan hutan lindung di Jawa Barat terus meningkat. Kawasan lindung di wilayah Jawa Barat telah mencapai 37 perseb atau meningkat 10 persen.

“Kawasan lindung yang dulunya hanya 27 persen, sekarang sudah naik menjadi 37,2 persen tahun 2015. 2016 mudah-mudahan sudah diangka 39 persen dan 2017 sudah diangka 40 persen,” kata pria yang akrab disapa Aher dalam sambutannya.

Aher pun berkomitmen untuk terus meningkatkan kawasan lindung ini hingga mencapai angka 45 persen dari total seluruh wilayah Jawa Barat. Meskipun hal tersebut dinilai tidak mudah karena masyarakat Jawa Barat yang sangat besar jumlahnya.

Faktor jumlah masyarakat memang sangat menentukan ketersediaan kawasan lindung dalam sebuah wilayah. Aher mengatakan masyarakat menentukan kebiasaan atau budaya dalam sebuah kawasan. Sehingga kecintaan dan kesadaran masyarakat ini akan kelestarian alamnya harus ditingkatkan.

Selain itu, Aher menuturkan penurunan gas emisi rumah kaca (GRK) Jawa Barat ada pada persentase cukup besar. Pada 2016 GRK Jabar ada di angka 11,45 persen. Hal ini diharapkan akan terus meningkat hingga 26 persen pada 2030 mendatang.

“Selain itu status mutu sungai utama dan waduk besar dengan tingkat cemar sedang naik dari sebelumnya menjadi 56,12 persen. Penyumbang persentase buruknya kebanyakan Sungai Citarum,” ujar Aher.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement