REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Donny Andy S Saragih menilai Koridor 13 Transjakarta adalah sebuah langkah maju dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam hal transportasi publik. Hal ini sebuah upaya mendorong terciptanya angkutan umum yang baik, aman dan nyaman untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi sehingga kemacetan bisa terurai.
"Pembangunan fisik Koridor 13 sudah selesai, dan saat ini sedang dalam tahap uji coba sebelum resmi digunakan tanggal 17 agustus 2017," ujar Donny dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Ahad (16/7).
Donny berharap, Sertifikat Laik Fungsi (SLF) jalan layang koridor 13 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bisa segera keluar sehingga keamanan jalur Koridor 13 layang dapat terjamin. Selanjutnya, PT Transjakarta sebagai pengguna Koridor 13 harus melakukan koordinasi melekat dengan pihak-pihak terkait, seperti Pekerjaan Umum (PU), Perhubungan dan Kepolisian demi suksesnya Koridor 13 tersebut.
"Dengan begitu dapat menjami operasional yang lebih aman dan nyaman, sehingga masyarakat pengguna Transjakarta dapat terlayani lebih baik lagi," kata Donny yang juga mewakili unsur pelaku usaha transportasi di DTKJ ini.
Menurutnya, PT Transjakarta dapat memperkecil resiko dalam pengoperasian bus di Koridor 13 dengan memanfaatkan bus-bus yang baru dan pramudi-pramudi yang sudah berpengalaman. Hal ini mengingat kondisi Koridor 13 yang masih baru, dan tanpa adanya separator antarlajur serta ketinggiannya yang mencapai hingga 23 meter dari tanah membuat para pengemudi harus benar-benar profesional, dengan ditunjang kondisi bus yang prima. "Dengan begitu tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dan operasional bus bisa berjalan sesuai harapan," tuturnya.
Sementara itu, Monang Silahan (39) salah satu pramudi bus TransJakarta yang merasakan rute koridor 13 Tendean-Cileduk saat uji coba mengatakan para pengemudi harus konsentrasi dan tak boleh lengah bila melintasi jalur koridor 13.
Menurutnya Koridor 13 memiliki keunikan tersendiri. Selain melalui sebuah jalan layang hingga kawasan Cileduk menurutnya setiap perjalanannya para penumpang dapat menikmati pemandangan dari atas jalan layang yang dilalui oleh busway.
"Selain jalan layang, enaknya koridor 13 itu tidak bertemu dengan jalur reguler, bebas dari kendaraan pribadi lainnya, jadi lebih lancar perjalanannya," katanya pada wartawan beberapa waktu lalu.
Walau kanan kiri setiap berjalan disuguhi pemandangan yang cukup bagus, tapi sebagai pramudi dituntut untuk selalu konsentrasi. "Kalo sebagai sopir TransJakarta, kita harus fokus, kalo ngantuk atau pun tidak fokus bahaya, makannya supir harus teliti," katanya.
Selain itu ia mengungkapkan walau jalan layang yang dilalui lancar dan bebas hambatan tapi diujungnya tetap akan menyatu dengan jalur reguler, sehingga masih ada potensi kepadatan.
"Di jalan layangnya memang lancar tapi tapi pas diujungnya bisa padat juga kerena ketemu dengan jalur reguler kan, jadi berharap ada penjagaan oleh petugas disana biar bisa lancar," katanya. Walau setiap harinya ia bekerja di koridor 57 kampung melayu ia tetap senang merasakan jalur Koridor 13 Tendean-Cileduk.