REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyayangkan masih terjadinya perudungan atau bullying seperti yang menimpa mahasiswa dalam video yang viral di media sosial. Seorang mahasiswa Universitas Gunadarma yang disebut-sebut menderita disabilitas, yaitu autis, menjadi korban perudungan teman-temannya.
Khofifah mengingatkan agar jangan pernah menganggap enteng perundungan karena dapat berakibat fatal, di mana korbannya bisa sampai bunuh diri. "Korban bully bisa mengalami stres dan bahkan karena tidak tahan akhirnya sampai bunuh diri, jadi jangan anggap enteng bully," kata Khofifah di Jakarta, Ahad (16/7).
Khofifah menyatakan perudungan sangat rawan merusak mental. Berdasarkan data dari tim konselor Kementerian Sosial, ada sekitar 40 persen anak-anak, terutama usia SD dan SMP yang di-bully akhirnya mengalami frustrasi yang cukup dalam.
Karena itu, ia mengharapkan para guru untuk dapat turun tangan jika terjadi aksi perundungan terhadap murid di sekolahnya. "Saya pernah melakukan evaluasi ini di panti Kemsos di Pati, sering kali itu tidak menjadi bagian yang diperhatikan.
Jadi jangan pernah anggap enteng bullying karena ada yang akhirnya tidak tahan sampai bunuh diri," ujarnya.
Perudungan juga, menurut Khofifah, tidak hanya dalam bentuk kekerasan fisik maupun verbal. Perundungan bisa dalam bentuk apapun, misalnya, lewat pesan singkat.