REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin mengajak pengurus dan anggota Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) mencegah radikalisme dengan cara mensosialisasikan bahaya radikalisme itu bagi keselamatan dan keamanan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Amin menegaskan radikalisme bukan merupakan bagian dari Islam, karena Islam adalah agama yang mengutamakan kedamaian dan toleransi. Amin sangat mengapresiasi langkah NU secara regional dan nasional bahkan hingga tingkat internasional telah menolak keras dan mengecam radikalisme tersebut.
Kendati begitu, Amin meminta Pergunu sebagai bagian dari guru di Indonesia untuk terus melakukan langkah-langkah preventif agar tidak ada ruang lagi bagi masuknya pengaruh paham radikal tersebut.
"Sebab guru memiliki peran yang sangat penting sebagai penjaga moral bangsa," ujar Amin saat membuka seminar dan halal bihalal Pergunu di Aula STIT NU Danger, Kabupaten Lombok Timur, Sabtu (15/7).
Sebagai organisasi terbesar kedua setelah PGRI, Amin mengajak kepada semua anggota Pergunu di Kabupaten Lombok Timur untuk membesarkan nama NU di NTB dengan selalu berpegang pada ilmu assunah waljannah.
Amin mengatakan bersyukur hingga saat ini situasi masyarakat di seluruh pelosok Provinsi NTB aman dan tenteram sehingga pembangunan NTB dapat berjalan dengan baik.
"Itu juga berkat dukungan dan peran serta bapak dan ibu guru," lanjut Amin.
Amin menyampaikan terima kasih atas jasa dan pengabdian yang telah diberikan oleh para guru selama ini. Menurut Amin, guru merupakan ujung tombak yang membentuk kepribadian manusia dari kecil sampai dewasa.
"Maka dari itu, kepribadian bangsa ini dimasa depan, ditentukan pula oleh komitmen para guru dalam menjalankan perannya sebagai pembentuk karakter generasi muda kita," kata Amin menambahkan.