Jumat 14 Jul 2017 20:41 WIB

Studi Kelayakan KA ke Danau Toba Rampung Tahun Ini

Ilustrasi rel kereta api.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi rel kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan masih melakukan studi kelayakan atau feasibility study terkait wacana pembukaan jalur kereta api dari Medan hingga Danau Toba. Kasi Lalu Lintas dan Keselamatan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumbagut, Iskandar mengatakan, studi kelayakan ini ditargetkan selesai pada tahun ini.

"Tahun 2017 ini sedang dilakukan kajian feasibilty study, Insya Allah tahun ini selesai. Tahun berikutnya akan dilakukan lanjutan dari kajian ini," kata Iskandar saat ditemui di kantornya di Medan, Jumat (14/7).

Iskandar mengatakan, rencana pembukaan jalur kereta api menuju Danau Toba ini sebenarnya sudah lama muncul. Namun, rencana ini, lanjutnya, kembali menjadi prioritas untuk ditindaklanjuti pasca penetapan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

"Badan Otorita Danau Toba koordinasi ke kami untuk mendukung KSPN dengan moda transportasi. Untuk mendukung itu, kami melakukan kajian ini," ujar dia.

Iskandar menjelaskan, dalam kajian ini, mereka akan meneliti beberapa hal, mulai dari hal teknis maupun nonteknis. Masalah teknis yang dikaji, di antaranya topografi wilayah, sarana dan prasarana hingga teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan tersebut.

Sementara kajian nonteknis yang dilakukan, yakni persoalan finansial pembangunan hingga kajian sosial budaya masyarakat yang akan terdampak dari rencana pembangunan tersebut. "Kami akan kaji secara lengkap. Hasil akhir tergantung dari studi ini," kata Iskandar.

Iskandar menyebut ada beberapa alternatif pembangunan yang mungkin muncul berdasarkan hasil kajian tersebut. Dia pun menyebutkan salah satu moda yang dianggap cocok berdasarkan topografi wilayah.

"Melihat topografi di sana, ada beberapa wacana, salah satunya kereta api reguler ke Pematang Siantar. Dari sana ke Parapat di-combine dengan moda lain. Karena tujuannya wisata jadi bisa saja di-combine kereta gantung. Itu masih wacana, tergantung hasil kajiannya," kata Iskandar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement