Jumat 14 Jul 2017 20:35 WIB

Adik Amrozi Sebut Jawa Barat Sarang Teroris

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Ali Fauzi Mantan Aktivis Jamaah Islamiyah
Foto: VOA
Ali Fauzi Mantan Aktivis Jamaah Islamiyah

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebuah pernyataan mengejutkan dilontarkan Ali Fauzi, adik terpidana mati kasus bom bali, Amrozi dan Ali Imron. Dalam pertemuan dengan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan dengan tokoh ulama se-Priangan Timur, Jumat (14/6), ia menyatakan Jawa Barat sebagai sarang teroris.

Nama Ali Fauzi sendiri tidaklah asing di kancah teror di Indonesia. Adik Ali mengaku mempunyai beragam inisial guna menyembunyikan identitas aslinya. "Ya mohon maaf saja sebelumnya, tapi patut diakui bahwa Jabar itu serang teroris, ini perlu pencegahan supaya enggak terus seperti ini," katanya.

Ia menyebut kuatnya radikalisme di Jabar karena menjadi lokasi rahim lahirnya Negara Islam Indonesia (NII) usai periode kemerdekaan silam. Sehingga simpatisan NII masih tersebar di berbagai penuju lokasi baik di perkotaan maupun perkampungan. "Meski NII memang sudah dikalahkan dengan operasi pagar betis dulu," ujarnya.

Sementara itu, pengamat sekaligus mantan pelaku teror, Nasir Abas juga hadir dalam acara tersebut. Ia mengungkapkan kehadiran terorisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari NII di masa lalu. Sebab, salah satu jaringan teror di Indonesia yaitu Jamaah Islamiyah (JI) merupakan pecahan NII. "JI ini bekas anggota NII, dulu saja saya dibaiat sebagai anggota ketika masih NII," kenangnya.

Di sisi lain, Kapolda Jabar juga tak bisa menampik fakta Jabar sebagai sarang teroris. Sebagai upaya pencegahan, ia berharap ulama dapat memainkan perannya sebagai pemersatu bangsa. Ia mengingatkan para ulama supaya mengajarkan Islam sebagai agama yang membawa kedamaian.

"Polri kalau antisipasi dari segi fisik bisa tapi kalau dari keyakininan itu peran ulama perlu juga. Semua komponen perlu memerangi masalah keyakinan (radikal) karena rekrutmen terus menerus, salah satu sumbernya Jabar. Perlu adakan ketahanan individu dan kelompok diawali dari ulama," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement