REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat politik dari lembaga Surabaya Survey Center Surokim menyampaikan koalisi 'semangka' atau hijau-merah diprediksi efektif di bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018. "Realitas politik Jatim memang didominasi kalangan Nahdliyin dan nasionalis sehingga wajar jika kedua kalangan itu akan menjadi kekuatan penting dalam geopolitik di sini," ujar dia ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (14/7).
Prediksi tersebut, dia mengatakan, juga berdasarkan data yang dihasilkan dari penelitiannya Juni 2017, yaitu mayoritas masyarakat Jatim menginginkan Gubernurnya dari kalangan NU. "Publik Jatim berpendapat, jika calon Gubernurnya dari kalangan NU maka seyogyanya pendampingnya dari kalangan politisi, terutama dari kalangan nasionalis," kata Surokim.
Ia menyampaikan 24,4 persen publik Jatim berpendapat bahwa koalisi 'semangka', sedangkan 16,9 persen persen publik Jatim yang menginginkan cawagubnya juga dari NU, kemudian 11,4 persen yang berpendapat cagub harusnya dari kalangan Muhammadiyah. Responden yang menjawab sebaiknya cawagub dari unsur pengusaha sebanyak 8,9 persen, birokrat 5,9 persen, artis 0,4 persen, dan sisanya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
"Karena itulah menilik data tersebut semakin mengukuhkan koalisi hijau-merah semakin terbukti efektif di Pilkada Jatim," kata dosen Universitas Trunojoyo Madura tersebut.
Dia melanjutkan sebagian besar publik yang memilih sebaiknya cawagub dari kalangan politikus-nasionalis beralasan bahwa koalisi tersebut mewakili representasi politik Jatim yang secara umum terbagi dalam dua kutub besar, yakni NU dan Nasionalis.
(Baca juga: Masyarakat Jatim tak Ingin Ada Polarisasi di Pilgub)