Kamis 13 Jul 2017 17:39 WIB

Ingin Menggambar di Taman Corat-Coret? Perhatikan Hal Ini

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Walikota Bogor Bima Arya memberikan penilaian pada kompetisi seni menggambar dinding (grafiti) di Taman Corat-Coret, jalan Adnan Wijaya, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/4).
Foto: ANTARA FOTO
Walikota Bogor Bima Arya memberikan penilaian pada kompetisi seni menggambar dinding (grafiti) di Taman Corat-Coret, jalan Adnan Wijaya, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BOGOR -- Siapa saja diperkenankan menyalurkan kreativitas di Taman Corat-Coret yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat. Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor Yadi Cahya mengatakan tidak ada pembatasan bagi seniman jalanan yang hendak menggunakan fasilitas itu.

Siapa pun dan komunitas mana pun boleh menggambar di taman tersebut. "Itu kan gambarnya ganti-ganti aja, kalau misal mau menggambar itu ya tinggal datang aja, nggak ada syarat apa-apa dari kami," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (13/7).

Adapun untuk konten gambar, kata dia, memang ada beberapa batas yang harus diperhatikan. Mengingat taman tersebut berada di tempat umum, maka para seniman jalanan hanya diperbolehkan menggambar hal posistif saja. Gambar-gambar yang melanggar batas-batas kesopanan tidak dilarang terpampang di taman.

"Iya dong, itu kan taman untuk menyalurkan aspirasi gambar yang positif. Masa di publik kayak gitu, mau gambar yang tengkorak, porno nggak mungkin kan gitu," kata Yadi.

Pemkot Bogor sendiri telah meresmikan Taman Corat-Coret di Jl. Pandu Raya Nomor 10 pada Ahad (10/1). Taman tersebut dibangun untuk menampung karya komunitas grafiti yang diharapkan bisa menekan aksi vandalisme di Kota Bogor.

Namun, beberapa hari terakhir warga Kota Bogor kembali dihebohkan setelah munculnya gambar grafiti di pedesterian Jalan Jalak Harupat, Bogor Tengah, Kota Bogor. Menurut founder komunitas Raincitystrike (RCS), salah satu komunitas grafiti di Kota Bogor, saat ini Taman Corat Coret tidak efektif menampung seluruh aspirasi para seniman jalanan.

Hal tersebut terjadi karena adanya ketidakjelasan dalam regulasi pemakaian taman tersebut. Misalnya dalam perihal perijinan, apakah harus izin atau tidak untuk bisa menggambar di sana dan gambar apa yang diizinkan di sana.

Dia mengatakan ada beberapa keluhan dari beberapa anak yang menggambar bertema ghotic, namun dilarang.

"Beberapa waktu lalu kemarin anak-anak mural gambarnya kan ghotic-ghotican yang gelap-gelapan, tengkorak gitu dan malah dilarang," kata Rully.

Rully menduga, kasus tersebut menjadi salah satu alasan beberapa anak mural atau artis jalanan tidak lagi meramaikan dan menggunakan Taman Corat-Coret sebagai tempat menyalurkan aspirasi menggambar. Selain itu, alasan dari pribadi, seniman jalanan lebih ingin bebas dan tidak dibatasi hanya di taman tersebut.

"Mungkin pemerintah menyangka bahwa grafiti itu selalu menghibur ya, padahal ada juga model grafiti yang ghotic," ujarnya..

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement