REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berpendapat, pembangunan nasional dan satuan TNI di perbatasan, perlu sinkronisasi. Terlebih, wilayah kedaulatan Republik Indonesia terdapat beberapa perbatasan dengan negara lain dan pemerintah juga sudah mencanangkan sinkronisasi pilar pembangunan nasional dan satuan TNI.
“Pembangunan di daerah perbatasan perlu dilakukan sembilan agenda prioritas sesuai Program Nawacita Presiden RI Ir H Joko Widodo. Inilah yang harus sama-sama kita sadari betul dan agar kita tidak Jawa sentris lagi di wilayah-wilayah terluar dan terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Gatot dalam siaran pers yang diterima Republika.co,id, Kamis (13/7).
Gatot menuturkan, penyebaran gelar satuan TNI di daerah perbatasan akan berdampak pada perkembangan ekonomi di wilayah tersebut. Sebab, di daerah-daerah tersebut nantinya akan dibangun infrastruktur seperti jalan, sekolah, pasar dan lain-lain
“Contoh pada 1989 di Ogan Komering Ilir dibangun pusat latihan tempur militer. Tidak begitu lama, kabupaten tersebut sudah pecah menjadi tiga karena di situ dibangun infrastruktur seperti jalan, sekolah, pasar dan lain-lain,” ujar Gatot.
Gatot kemudian menggambarkan pembangunan wilayah perbatasan saat ini yang sudah sesuai dengan apa yang disampaikan Presiden Jokowi. Yakni, pembangunan saat ini tidak lagi Jawa sentries, termasuk di TNI.
“TNI dalam merencanakan dan melaksanakan penyebaran satuan pasukan tentunya mengacu pada konsep-konsep pembangunan nasional di wilayah masing-masing,” ujar Gatot.