REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengatakan TNI dapat membantu mengatasi geng motor yang meresahkan. Hal itu dapat terjadi apabila ada permintaan bantuan dari kepolisian.
Bentuk bantuan yang dapat diberikan pun tergantung dari permintaan polisi. "Ya, sepanjang ada permintaan dari polisi ya nggak masalah. Bantuannya ya apa yang diminta bantuannya, tergantung polisi nanti minta bantuannya apa," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (11/7).
Seandainya hal itu terjadi, dia menyarankan semua pihak tidak melihat bantuan tersebut sebagai aksi balas dendam TNI kepada geng motor. "Jangan terus diidentikan dengan TNI langsung bunuh dan tembak. Jangan begitu," kata dia.
Selama ini kepolisian pun sudah meminta bantuan kepada TNI. Misalnya saat shalat Idul Fitri di mana TNI ikut melakukan pengamanan atas permintaan kepolisian. Normatifnya, kata Abdul, apabila polisi meminta bantuan diperbolehkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Markas Besar TNI Angkatan Darat menyatakan siap bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk menindak geng motor. Selama ini geng motor kerap membuat masyarakat, bahkan prajurit TNI, menjadi korban tidak kejahatan.
"Bila dari polda bekerja sama dengan satuan-satuan TNI di wilayah untuk menertibkan itu, ya tentu kami menyambut baik kalau ada ajakan untuk bekerja sama," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Alfret Denny Tuejeh kepada wartawan di sela halalbihalal di Kartika Media Center Dispenad, Jakarta, Senin (10/7).