Selasa 11 Jul 2017 12:35 WIB

Emil Ingin PD BPR Fokus Layani Kredit Mikro

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pekerja membuat perlengkapan memasak berbahan aluminum di sentra pengrajin kawasan Cawang, Jakarta, Rabu (14/6). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sebanyak 20% bank belum memenuhi aturan rasio kredit UMKM. Aturan minimal rasio kredit UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) sebesar 20%, mulai berlaku pada 2018.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Seorang pekerja membuat perlengkapan memasak berbahan aluminum di sentra pengrajin kawasan Cawang, Jakarta, Rabu (14/6). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sebanyak 20% bank belum memenuhi aturan rasio kredit UMKM. Aturan minimal rasio kredit UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) sebesar 20%, mulai berlaku pada 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung ingin agar perusahaan-perusahaan daerah memiliki identitas dan integritas dalam menjalankan roda institusi, termasuk PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung.  Menurut Wali Kota Bandung M, Ridwan Kamil, PD BPR Kota Bandung sebagai bank milik daerah harus fokus memberikan kredit untuk masyarakat menengah ke bawah.

"Kredit Mikro ini pangsa pasar yang seringkali tidak banyak tersentuh oleh lembaga-lembaga keuangan formal lainnya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat mengunjungi Kantor PD BPR, Jalan Naripan, Selasa (11/7).

Emil mengatakan, di Kota Bandung ada masyarakat menengah ke atas yang bisa menangkap peluang bisnis. Tapi, ada juga warga menengah ke bawah yang masih bingung cara memenangkan pasar di kota yang pertumbuhan ekonominya 7,8 persen ini.

"PD BPR inilah yang seharusnya berperan untuk membantu warga yang bingung itu,” kata Emil.

Pemberian kredit kepada masyarakat menengah ke bawah bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi mereka. Kelak, diharapkan akan lebih banyak warga yang naik tingkat kesejahteraannya melalui pinjaman dana tanpa agunan dari PD. BPR melalui Kredit Melati.

“Nasehat saya, fokuslah pada menengah bawah, pemeberian mikro kredit,” kata Emil.

Selain pemberian kredit, Emil berharap PB BPR juga melakukan pendampingan terhadap bisnis para nasabah. Agar nantinya, bisnis yang semula kecil bisa tumbuh dan menyejahterakan warga lainnya. Emil pun, lantas mendorong PD BPR untuk menjalankan mobile marketing dengan mendatangi warga untuk menawarkan program Kredit Melati. Tujuannya, agar PD BPR bisa menggantikan posisi rentenir yang selalu memberikan kemudahan pinjaman tapi mencekik rakyat kecil dengan bunga yang berlipat-lipat.

“Kami selamatkan mereka dari jeratan rentenir dengan pola marketing yang sama tapi dengan sistem yang sama sekali tidak memberatkan,” katanya.

Emil pun, memberikan memotivasi pada staf dan manajemen PD BPR agar melaksanakan kinerja dengan optimal. Yakni  dimulai dari memfokuskan cita-cita menjadi lembaga yang menyejahterakan masyarakat kecil. PD BPR juga, harus menjadi spesialis ekonomi menengah ke bawah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement