REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepolisian Resor Garut melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk mengantisipasi paham gerakan radikalisme dengan meningkatkan pemahaman agama yang sebenarnya kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Kami sudah minta juga MUI untuk berperan memberikan paham-paham yang sesuai aturan agama," kata Kepala Kepolisian Resor Garut Ajun Komisaris Besar Novri Turangga usai memperingati Hari Bhayangkara di Garut, Senin (10/7).
Ia menuturkan, kepolisian butuh kerjasama dalam merangkul semua elemen masyarakat termasuk dalam mencegah aksi radikalisme. Ia melanjutkan kepolisian meningkatkan upaya pencegahan penyebaran radikalisme setelah munculnya kasus ledakan bom di Jakarta dan Kota Bandung.
Meskipun dilaporkan ada warga Garut terlibat dengan aksi teror itu, kata Novri, tidak ada hubungan Garut sebagai daerah banyak terorisnya. "Akhir-akhir ini ada kejadian terorisme yang berasal dari Garut, namun bukan berarti warga Garut banyak terorisnya, cuma kebetulan saja secara berturut-turut dari Garut," kata dia.
Bupati Garut Rudy Gunawan menambahkan, pemerintah daerah sudah berupaya maksimal dalam mengatasi permasalahan radikalisme. Terkait kejadian dua bom panci, kata dia, menjadi peringatan buat pemerintah daerah untuk mencegah agar paham radikalisme tidak terus berkembang. "Sekecil apapun jangan sampai berkembang," kata dia.