Senin 10 Jul 2017 19:55 WIB

Museum La Galigo Gelar Pameran Kain Tradisional

Museum La Galigo kawasan benteng Fort Rotterdam, Makassar.
Foto: Republika/ Maman Sudiaman
Museum La Galigo kawasan benteng Fort Rotterdam, Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Museum La Galigo yang berada Kompleks Benteng Fort Rotterdam Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar pameran kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia yang berlangsung mulai 10-15 Juli 2017.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel Ardi Musyafar Syah di Makassar, Senin, mengatakan kegiatan pameran kain tradisional nusantara ini diharapkan semakin membuat masyarakat bisa mengetahui dan mencintai produk asli Indonesia.

"Kegiatan ini melibatkan 27 museum provinsi, tiga museum daerah dan empat musem umum. Pihak museum juga menghadirkan kain-kain tradisional terbaik dari wilayah masing-masing untuk diperkenalkan di Makassar," katanya.

Beberapa daerah yang memerkan kain tradisional di ajang pameran budaya untuk masyarakat umum itu di antaranya Provinsi Kalimantan Selatan yang menampilkan kain dan sarung sasirangan (bayam raja kuning, merah dan ungu) dari Banjarmasin, kakamban pamitan dan kain pungling dari Kabupaten Sungai Tabukan.

Selain itu Provinsi Jawa Timur memerkan tenun gedog panji serong, tenun gedog krompol dan tenun gedog kenongo uler dari Kabupaten Tuban,dan kain sarung boket dan kain sarung taman bunga dari Kabupaten Gresik.

Provinsi Kalimantan Timur memajangkan kain ulap doyo (tepak lepakncing) dan ulap doyo (temar tebuqpuncuq merah) serta hiasan dinding dari Kabupaten Kutai Barat. Selain itu juga ada Provinsi Kalimantan Tengah menampilkan rok kebaya perempuan.

Ardi Musyafar Syah menjelaskan pameran ini terwujud melalui kerja sama antara pengelola Museum Provinsi Sulsel dengan beberapa museum yang ada di Indonesia. "Kegiatan pameran ini selalu dilakukan secara bergilir berdasarkan kesepakatan bersama yang difasilitasi pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata," ujarnya.

Tujuannya, lanjut dia, untuk memperkenalkan keseragaman tradisional sebagai aset bangsa, meningkatkan apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap produk budaya sendiri, serta juga untuk memperserat kerja sama antarmuseum se-Indonesia.

"Melalui kegiatan pameran produk tradisional ini diharapkan bisa memacu motivasi masyarakat untuk berkenan berkunjung ke museum," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement