REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah personel kepolisian belajar beladiri silat di Pondok Pesantren Dzikir Al Fath Kota Sukabumi. Mereka dilatih silat untuk bisa tumbuh kepercayaan diri dalam menjaga keamanan.
''Belajar silat ini salah satu upaya untuk menumbuhkembangkan semangat percaya diri anggota,'' kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur kepada wartawan Senin (10/7). Hal ini disampaikan selepas upaya hari Bhayangkara ke-71 tingkat Sukabumi di Lapangan Merdeka Kota Sukabumi yang dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Dalam kesempatan tersebut para personel kepolisian dan santri dari pesantren Dzikir Al Fath Sukabumi berkolaborasi dalam bela diri silat di hadapan peserta upacara hari Bhayangkara. Menurut Rustam, upaya ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Terutama lanjut dia dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Sukabumi.
Ditambahkan Rustam, polisi tidak pernah takut menghadapi adanya ancaman. Kata dia, dengan adanya bela diri silat semakin menumbuhkan kepercayaan polisi dalam menghadapi ancaman keamaan di wilayah masing-masing.
Pimpinan Pesantren Dzikir Alfath Sukabumi Fajar Laksana mengatakan, para polisi yang belajar silat di pesantrennya hanya selama tujuh hari. '' Para polisi punya dasar fisik yang bagus dan kami hanya menambahkan teknik dan keyakinan dalam hal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,'' ujar dia.
Fajar menerangkan, dengan modal keyakinan itu para anggota kepolisian mempunyai kepercayaan diri dalam menjaga diri, lingkungan, dan negaranya. Dia mengatakan, pelatihan bela diri silat kepada polisi ini berdasarkan permintaan dari Polres Sukabumi Kota.
Dikatakan Fajar, kepolisian menganggap ada beberapa yang kurang dalam kemampuan bela diri di kepolisian salah satunya unsur rasa. Pasalnya, selama ini, yang dilihat unsur kekerasan dan belum menerapkan kearifan lokal.
Fajar mengungkapkan, dalam bela diri silat seseorang belajar bagaimana menghadapi kekerasan dengan kehalusan. ''Bukan hanya teknis ketahanan tubuh, kecepatan dan kekerasan tapi kehalusan bagaimana menghadapi kekerasan dengan kehalusan,'' tutur dia.
Intinya, kata Fajar, para polisi yang belajar silat di pesantren diwajibkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Terutama, kata dia, meyakini tidak ada kekuatan apapun juga selain datang dari Allah.
Kekuatan ini, harus dimiliki dengan melaksanakan syariat Islam dengan penuh kedisplinan.'' Polisi dapat menjadi santri di wilayahnya masing-masing dan menyatu dengan masyarakat serta tokoh ulama,'' ucap dia.