REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan melaksanakan kebijakan lima hari sekolah (LHS) secara bertahap. Gubernur NTB T.G H. Muhammad Zainul Majdi pun menyambut baik kebijakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang diimplementasikan dalam kebijakan LHS.
"Konsepnya bagus sekali yah. Mudah-mudahan kita punya konsistensi untuk melaksanakannya," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (9/7).
Sementara itu, Mendikbud Muhadjir Effendy menjabarkan sejumlah program prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada guru, kepala sekolah, rektor dan pegiat pendidikan di Lombok, NTB. Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menuturkan salah satu program prioritas, yakni PPK, evaluasi ujian nasional, revitalisasi pendidikan kejuruan dan percepatan akses pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP).
Mendikbud menuturkan pemerintah merintis program PPK pada 1.500-an sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia mengklaim program PPK berhasil diterapkan di sekolah yang menjadi percontohan. Sehingga, pemerintah berencana melanjutkan implementasi PPK pada 2017. Pun penerbitan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 disebut menjadi pintu masuk penerapan PPK melalui pengaturan jam kerja guru.
Muhadjir menegaskan, salah satu sentral dari kesuksesan pendidikan karakter adalah guru. Sehingga, ia meyakini, beban kerja guru harus diatur, selain untuk memenuhi kewajiban sertifikasi, juga menjadi pihak yang bisa membangun sinergi tripusat pendidikan. Ia menjabarkan, tripusat pendidikan adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Ia menegaskan, guru harus mampu menjadikan beririsan satu sama lain.
"Sehingga siswa terbentuk karakternya tidak hanya dari jam tatap muka di kelas saja, tetapi juga dengan lingkungan dan masyarakat," jelasnya.
Mendikbud menyebut, program PPK ingin membentuk siswa memiliki empat kemampuan, yakni berpikir kritis, komunikatif, kretif dan inovasi, serta kolaborasi.
"Untuk itu pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas. Guru harus bisa mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja dalam tim, saling menghormati dan menghargai," ujar Mendikbud.