REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut serta dalam perjalanan Presiden ke Turki dan Jerman. Melalui siaran resmi, pihak istana pun mengkonfirmasi keikutsertaan keluarga Presiden dalam perjalanan ini tak menggunakan anggaran negara.
Sebelum melakukan perjalanan ke Turki dan Jerman, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepada Plt Kepala Sekretariat Presiden Winata Supriatna pada Senin, 3 Juli 2017 di Istana Merdeka.
Dalam arahan tersebut, Presiden menegaskan seluruh biaya perjalanan dan akomodasi anggota keluarga Presiden yang turut serta dalam perjalanan ke Turki dan Jerman sejak 5 sampai 9 Juli 2017 menjadi tanggungan pribadi Presiden.
Dalam kunjungan kerja Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo ke Turki dan Jerman, Presiden Jokowi mengajak lima orang anggota keluarganya, yakni dua orang putra dan satu orang putri Presiden, satu orang menantu dan satu cucu.
Menurut pihak Istana, selama penerbangan anggota keluarga Jokowi berada di bagian kompartemen yang selama ini hanya diperuntukkan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Sehingga keberadaan anggota keluarga Presiden Jokowi tidak mengurangi kapasitas penumpang rombongan resmi Presiden.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Biro Pers menyampaikan sejak awal pemerintahan, Presiden Jokowi telah memerintahkan agar dilakukan efisiensi dalam penggunaan anggaran negara termasuk perjalanan dinas Presiden.
"Perintah Presiden sangat jelas dan tegas untuk efektivitas dan efisiensi. Tidak perlu sewa pesawat walaupun perjalanan sampai ke Amerika Serikat, tim advance yang diperkecil, dan jumlah delegasi yang dibatasi dengan kapasitas pesawat," ucap Pratikno.
Menurut Pratikno, sebenarnya, negara mampu membayar biaya sewa pesawat berbadan besar dari maskapai penerbangan Garuda untuk perjalanan jauh seperti ke Amerika Serikat, namun memakan biaya mahal. Karena itu, Presiden lebih memilih menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, walaupun harus menambah transit dan waktu tempuh.
"Transit beberapa kali menuju Amerika Serikat untuk pengisian bahan bakar, itu tidak masalah bagi Pak Presiden. Hal ini menunjukkan bahwa Presiden konsisten dengan prinsip efisiensi penggunaan anggaran negara," kata Pratikno.
Di lingkungan kepresidenan sendiri, lanjut Pratikno juga telah melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah tim pendahulu, baik kunjungan kerja di dalam negeri maupun ke luar negeri. "Jumlah tim advance ke luar negeri juga dikurangi sampai 40 persen dan lebih mengoptimalkan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia," ucapnya.
Jumlah delegasi juga dibatasi sesuai dengan kapasitas pesawat kepresidenan yang totalnya hanya 42 orang untuk kunjungan ke luar negeri. Jumlah tersebut, kata dia, sudah termasuk perangkat kepresidenan lainnya.