Sabtu 08 Jul 2017 12:22 WIB

Destinasi Wisata Baru Pekalongan dari Pantai Hingga Lapas

Red: Nur Aini
Calon pembeli memilih pakaian batik di Pasar Grosir Batik Setono, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (20/6). Menurut pedagang pasar yang berada di jalur Pantura tersebut, omzet penjualan mereka meningkat sekitar 40 persen selama tiga hari terakhir. Salah satunya karena banyaknya pemudik yang mampir berbelanja ke sentra penjualan batik.
Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara
Calon pembeli memilih pakaian batik di Pasar Grosir Batik Setono, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (20/6). Menurut pedagang pasar yang berada di jalur Pantura tersebut, omzet penjualan mereka meningkat sekitar 40 persen selama tiga hari terakhir. Salah satunya karena banyaknya pemudik yang mampir berbelanja ke sentra penjualan batik.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, akan menambah jumlah destinasi wisata baru sebagai upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata.

Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan OLahraga Kota Pekalongan, Ninik Murniasih mengatakan selama ini PAD dari sektor pariwisata hanya ditopang dari tiga objek wisata.

"Tiga objek wisata tersebut adalah Pasir Kencana, Pantai Slamaran, Museum Batik dan Gedung Olahraga serta Kesenian Jetayu," katanya di Pekalongan, Sabtu (8/7).

Adapun beberapa destinasi baru yang akan ditawarkan tersebut, kata dia, antara lain Rumah Canting Pemilu, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pekalongan dan Pekalongan Mangrove Park. "Rencananya, Lapas Pekalongan akan menjadi destinasi wisata baru karena saat ini pengajuan izinnya masih diproses. Jika proses izinnya sudah keluar maka Lapas Pekalongan akan menjadi destinasi wisata minat khusus," katanya.

Ia mengatakan Pemkot meneargetkan objek wisata Pantai Pasir Kencana mampu menyumbangkan PAD Rp 908 juta, Museum Batik Rp 50 juta, dan Pantai Slamaran Rp 42,947 juta. Menurut dia, objek wisata Pekalongan Mangrove Park mulai tahun 2018 akan menjadi destinasi wisata baru yang nantinya akan dikelola sejumlah organisasi perangkat daerah (ODP), seperti Dinparbudpora, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Warga yang berkunjung ke Pekalongan Mangrove Park, kata dia, selain bisa mendapatkan berbagai pengetahuan dan informasi tentang jenis mangrove di Pusat Informasi Mangrove (PIM), juga bisa menikmati suasana hutan mangrove. "Warga bisa memilih berjalan kaki atau berkeliling hutan mengrove dengan menggunakan perahu katamaran," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement