Jumat 07 Jul 2017 13:24 WIB

Ada Tiga Sketsa Wajah Terduga Pelaku Penyerang Novel

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Ketua KPK Agus Raharjo menjenguk Novel Baswedan.
Foto: Internal KPK
Ketua KPK Agus Raharjo menjenguk Novel Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi hingga saat ini telah menggambarkan tiga sketsa wajah terduga penyerang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang didapat dari keterangan para saksi. Tiga sketsa dari keterangan tiga saksi itu, memiliki wajah yang berbeda dengan empat orang terduga pelaku yang pernah dimintai keterangan oleh polisi yakni Mukhlis, Hasan, Ahmad Lestaluhu, dan Niko Panji Tirtayasa.

"Tiga sketsa, tidak mirip dengan Hasan, Mukhlis dan AL. Enggak ada yang mirip. Yang digambarkan di sketsa semua wajah baru," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, Jumat (7/7).

Argo mengungkapkan, sampai saat ini, polisi sudah memeriksa sekitar 59 saksi dalam kasus penyerangan terhadap Novel. Sebanyak tiga saksi mengaku melihat gerak-gerik orang mencurigakan di sekitar rumah Novel Baswedan dan Masjid tempat Novel salat Subuh, sebelum peristiwa penyerangan yakni pada Selasa (11/4) lalu.

Dua di antara tiga saksi itu, merupakan tetangga Novel, yakni Yono dan Eko Julianto. Saksi pertama melihat orang mencurigakan di jembatan rumah Novel. Saksi kedua di tempat wudhu Masjid yang digunakan Novel salat Subuh sebelum peristiwa di Masjid Jami Ah-Ihsan. Sementara saksi ketiga sempat melihat orang mencurigakan duduk di atas motor, dekat dengan tempat kejadian perkara.

Pihak kepolisian, sambung Argo, juga telah memperlihatkan ketiga sketsa yang dibuat penyidik kepada tim internal KPK. "Kami sudah sharing sketsa wajah yang kami buat ke KPK. Sudah kami perlihatkan," ujar Argo.

Pihak Kepolisian juga telah meminta data terhadap 21 toko kimia yang berada di sekitar kediaman Novel di Kelapa Gading, Jakarta Utara. "Ada 21 toko kimia (sekitar rumah Novel), kami cek siapa saja yang beli hari itu. Kami sedang mendatanya," ungkap Argo.

Argo menerangkan, kepada 21 toko kimia tersebut, penyidik meminta data pembeli yang membeli air raksa pada hari kejadian dan beberapa hari sebelum kejadian. Namun, pendataan tersebut, kata Argo, dilakukan secara perlahan. "Kalau di toko kimia kan ditulis nama pembeli siapa. Kami masih nunggu data dari toko kimia. Penjualan barang di toko kimia kan dipantau. Sampai saat ini ada beberapa toko kimia yang sudah melapor," ujar Argo.

Selain mendata pembeli di toko kimia, penyidik juga memeriksa 38 kamera peingintai (CCTV) dengan radius 500 meter dari kediaman Novel. Namun, dalam pemeriksaan CCTV ditemui beberapa kendala seperti resolusi yang rendah, kamera yang tidak merekam serta rekaman CCTV yang hanya bertahan tidak lebih dari seminggu.

Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 pada Selasa (11/4). Dia kini menjalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan penglihatannya imbas dari penyerangan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement