REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta menyiapkan 414 hektare untuk areal perkebunan kedelai. Sebab, saat ini daerah penyangga ibukota, dituntut harus mampu menyediakan bahan pangan hasil pertanian. Seperti, padi, jagung, kedelai dan cabai merah. Tujuannya untuk mencapai swasembada bahan pangan. Serta meminimalisasi impor.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, saat ini di wilayahnya sudah serentak digalakan tanam kedelai. Adapun sasarannya, yakni lahan tadah hujan. Salah satu wilayah yang jadi percontohan untuk tanaman kedelai ini, ada di Kampung Sukasari, Desa Karyamekar, Kecamatan Cibatu.
"Di desa ini, ada dua hektare lahan milik Perhutani yang kita jadikan area perkebunan kedelai," ujar Agus, kepada Republika.co.id, Kamis (6/7).
Para petani di Desa Karyamekar ini, selain menanam padi, mereka juga diharuskan tanam kedelai. Tujuannya, supaya mereka bisa meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Mengingat, kedelai juga jadi salah satu komoditi yang penting di Indonesia.
Untuk tanam kedelai ini, sengaja dipilih lahan milik Perhutani. Dengan alasan, lahan ini sangat cocok dijadikan areal perkebunan kedelai. Selain itu, lokasinya sangat dengan dengan sumber mata air. Yakni, di lokasi itu ada bekas galian pasir yang airnya belum termanfaatkan.
Tak hanya itu, perkebunan kedelai di 414 hektare ini akan terus dipantau perkembangannya. Mengingat, Purwakarta memang dituntut untuk turut menyukseskan swasembada bahan pangan selain padi. Sebab, untuk padi sudah bertahun-tahun ini Purwakarta selalu surplus.
Untuk memotivasi petani tanam kedelai ini, pihaknya menyediakan berbagai bantuan sarana dan prasarananya. Seperti, bantuan benih kedelai kualitas bagus, pupuk, serta pompa air. Dengan cara ini, diharapkan hasil produksinya bisa sesuai harapan. Yaitu, di atas tiga ton per hektarenya.