Rabu 05 Jul 2017 18:32 WIB

Politikus Nasdem Sebut Kalimantan Ideal Dipilih Jadi Ibu Kota Baru

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Ratna Puspita
Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Pemerintah mengkaji pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke kota lain.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Pemerintah mengkaji pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke kota lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Nasdem Syarief Abdullah Alkadrie mengatakan kota-kota di Pulau Kalimantan merupakan pilihan ideal untuk menjadi Ibu Kota baru. Wilayahnya masih luas, kaya sumber daya, dan relatif aman dari bencana alam seperti gunung api, banjir, dan gempa.

Abdullah menyebutkan dua provinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, memiliki posisi yang strategis. "Kalbar atau Kalteng itu posisinya ditengah-tengah Indonesia dan masih dekat dengan Jakarta. Akses dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Papua juga lebih dekat," ujar dia melalui siaran pers yang diterima //Republika//, Rabu (5/7).

Anggota DPR RI yang mewakili Kalimantan Barat ini mendukung rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota. Pemindahan dapat mengurangi beban Jakarta yang sudah terlalu padat.

Kepadatan membuat Jakarta memiliki banyak masalah. Kemacetan di Jakarta yang semakin parah dan permukaan tanah yang terus menurun karena beban gedung-gedung tinggi dan penggunaan air tanah.

Apalagi, Jakarta memainkan dua peran, yaitu sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis. "Beban ini harus dipisah. Jakarta tetap menjadi pusat bisnis, sedangkan Ibu Kota baru sebagai pusat pemerintahan," ujar Abdullah.

Karena itu, Abdullah mengatakan sudah saatnya Ibu Kota dipindahkan ke luar Pulau Jawa. Pemindahan ke luar Pulau Jawa akan membawa perkembangan dan kemajuan daerah Ibu Kota baru maupun daerah sekitarnya.

"Selain itu pemerataan pembangunan dan melahirkan pusat perekonomian baru,” ujar Abdullah.

Wacana pemindahan Ibu Kota ini sudah terjadi sejak Presiden pertama RI Soekarno memimpin. Wacana itu muncul kembali saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat presiden RI di 2013.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun akhirnya melanjutkan wacana ini dengan meminta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro melakukan kajian mendalam.

Sebelumnya, Indonesia pernah tiga kali pindah ibukota. Pemindahan Ibu Kota yang pertama adalah dari Jakarta ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946. Setelah Yogyakarta, Ibu Kota Indonesia sempat juga pindah ke Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 19 Desember 1948. Pemindahan Ibu Kota yang terakhir adalah ke Bireuen, Aceh. Singgih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement