Rabu 05 Jul 2017 13:12 WIB

Polri Konfirmasi Identitas Penikam Anggota Brimob

Rep: Andri Saubani/ Red: Andri Saubani
 Anggota Brimob berjaga di sekitar tempat kejadian perkara penikaman anggota polisi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/6).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Anggota Brimob berjaga di sekitar tempat kejadian perkara penikaman anggota polisi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Identitas pelaku penikaman dua orang anggota Brimob di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dipastikan adalah seseorang yang bernama Mulyadi. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Mabes Polri, Rabu (5/7), mengatakan, kesimpulan itu didapatkan setelah DNA Mulyadi dicocokkan dengan keluarga Mulyadi, dalam hal ini kakak kandung Mulyadi, Nismardani.

"Laporan dari Kepala Laboratorium, bahwa DNA Mulyadi identik dengan kakak perempuannya. Jadi betul, pelaku adalah Mulyadi," kata Setyo. Menurut dia, jenazah Mulyadi saat ini masih berada di Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, menunggu pihak keluarganya untuk menjemput guna dimakamkan.

Sebelumnya, dua anggota Brimob, yakni AKP Dede Suhatmi dan Briptu M. Syaiful Bahtiar menjadi korban penikaman orang tak dikenal di Mesjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (30/6) malam. Peristiwa itu terjadi usai pelaksanaan shalat Isya berjamaah di Masjid Falatehan pada Jumat malam sekitar pukul 19.40 WIB. Seorang tak dikenal tiba-tiba menikam dua anggota Brimob tersebut yang posisi shalatnya tidak jauh dari pelaku, dengan menggunakan pisau sangkur.

Kedua korban mengalami luka di bagian muka dan leher. Usai menikam polisi, pelaku kemudian ke luar dari masjid dan melarikan diri ke arah Blok M. Kemudian anggota Brimob yang berjaga memberikan tembakan peringatan sebanyak dua kali, namun tak diindahkan oleh pelaku. Akhirnya anggota Brimob menembak pelaku sehingga pelaku tewas di tempat. Belakangan diketahui pelaku bernama Mulyadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement