Selasa 04 Jul 2017 20:18 WIB

Puing-Puing Helikopter Basarnas Dievakuasi ke Semarang

Tim gabungan (SAR, Polisi, TNI, dan relawan) melakukan proses evakuasi helikopter Basarnas yang mengalami kecelakaan di gunung Butak Desa Canggal, Candiroto,Temanggung, Jateng, Selasa (4/7). Diperkirakan proses evakuasi bangkai helikopter tersebut memakan waktu2-3 hari karena harus dipotong-potong dan medan yang sulit serta cuaca yang tidak menentu.
Foto: Anis Efizudin/Antara
Tim gabungan (SAR, Polisi, TNI, dan relawan) melakukan proses evakuasi helikopter Basarnas yang mengalami kecelakaan di gunung Butak Desa Canggal, Candiroto,Temanggung, Jateng, Selasa (4/7). Diperkirakan proses evakuasi bangkai helikopter tersebut memakan waktu2-3 hari karena harus dipotong-potong dan medan yang sulit serta cuaca yang tidak menentu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Puing-puing helikopter Basarnas Jawa Tengah yang dikumpulkan tim gabungan di Posko Desa Canggal, Candiroto, Kabupaten Temanggung, dievakuasi ke Kantor SAR Semarang.

Kasi Operasi Peralatan dan Komunikasi Basarnas Agus Tamim mengatakan, serpihan atau puing-puing helikopter itu sementara diangkut ke Semarang, sebelum ke Jakarta untuk diteliti.

Berdasarkan pantauan sejumlah benda yang dibawa dari lokasi kecelakaan antara lain, aki cadangan, pintu heli, serpihan badan heli, kabel, hingga peralatan dan perlengkapan SAR terdapat di puing-puing helikopter SAR AS-365 N3+ Dauphin HR-3602 yang diangkut dengan mobil bak terbuka milik Basarnas.

Menurutnya tim investigasi hari ini telah selesai melaksanakan tugas di lokasi jatuhnya helikopter. Selesainya tugas itu lebih cepat dari yang diperkirakan mengingat cuaca yang sering berubah.

Ia mengatakan untuk bisa dievakuasi, bangkai pesawat itu dipotong menjadi bagian-bagian kecil agar mudah dibawa turun, dua mesin helikopter yang masing-masing beratnya sekitar 200 kilogram dibongkar dan nantinya bisa dirangkai kembali.

"Pemotongan ini membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga hari. Proses evakuasi ke bawah juga butuh pemikiran dan tenaga ekstra," katanya.

Agus menuturkan sejumlah personel ditempatkan di sekitar lokasi untuk berjaga dan membuat jalan untuk proses evakuasi. Sebagian menginap di lereng gunung, tidur di gubuk petani dan tenda.

Pada hari ketiga jatuhnya helikopter Basarnas tersebut Polres Temanggung melalui Wakapolres Dex Emmanuelle menyerahkan dokumen dan benda-benda milik pribadi korban helikopter kepada Basarnas.

Barang-barang, antara lain dompet, topi, buku catatan, dokumen penerbangan dan uang tersebut diterima Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Brigjend TNI (Mar) Ivan Ahmad Riski Titus.

Dex Emmanuelle mengatakan benda-benda itu ditemukan saat Polri dan TNI melakukan evakuasi korban. Pengamanan diperlukan karena sangat berharga untuk investigasi yang dilakukan Basarnas.

"Benda-benda pribadi merupakan milik ahli waris," ucapnya.

Ivan menyampaikan sangat berterima kasih dengan temuan tersebut yang kemudian diserahkan pada Basarnas. Benda-benda itu akan dipilah mana yang merupakan harta milik pribadi dan yang merupakan milik Basarnas.

"Benda milik pribadi tentu akan dikembalikan pada ahli waris dan dokumen-dokumen yang terkait dengan penerbangan langsung diteliti oleh tim. Dokumen itu sangat dibutuhkan untuk mengetahui penyebab dan faktor-faktor jatuhnya helikopter," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement