Selasa 04 Jul 2017 16:34 WIB

Buni Yani Kecewa pada Putusan Majelis Hakim

Buni Yani menjalani sidang lanjutan perkara dugaan pelanggaran informasi dan transaksi elektronik di di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Jl Seram, Kota Bandung, Selasa (4/7).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Buni Yani menjalani sidang lanjutan perkara dugaan pelanggaran informasi dan transaksi elektronik di di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Jl Seram, Kota Bandung, Selasa (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Terdakwa kasus dugaan pelanggaran UU ITE Buni Yani kecewa atas putusan majelis hakim yang menolak untuk kembali memberikan tanggapan atas jawaban eksepsi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

"Jaksa sudah memberikan dakwaan, jaksa sudah memberikan tanggapan. Harusnya kami dapat satu kesempatan lagi untuk memberikan tanggapan agar sama dua kali menanggapi," ujar Buni Yani usai persidangan lanjutan di gedung Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung, Selasa (4/7).

Buni Yani kembali mengutarakan keheranannya atas munculnya pasal Pasal 32 ayat (1) juncto Pasal 48 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang disangkakan kepadanya. "Tidak ada di penyidikan namun tiba-tiba bimsalabim muncul di dakwaan. Nah itu diakui oleh mereka bahwa dakwaan ini berasal dari resume," kata dia.

Ia berdalih tidak pernah sekalipun mengedit video Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurutnya, video tersebut didapat dari unduhan di salah satu media sosial, tanpa sedikitpun mengeditnya.

Sementara itu, kuasa hukum Buni Yani, Aldwin Rahadian mengatakan permintaan untuk menanggapi kembali JPU karena tanggapan eksepsi dari JPU, kurang mendetail. "Kami mengingatkan kembali kepada hakim hak menanggapi jaksa atas tanggapannya terhadap eksepsi kami," katanya.

Meski begitu, ia menyebut majelis hakim yang dipimpin M Sapto cukup menerima eksepsi yang diajukannya. Sehingga ia berharap, eksepsi tersebut dapat diterima oleh hakim serta kliennya dapat terbebas dari segala tuntutan. "Mudah-mudahan hakim mengabulkan eksepsi keberatan Pak Buni Yani," katanya.

Sidang lanjutan kasus dugaan pelanggaran UU ITE sendiri, akan kembali digelar pada 11 Juli 2017 dengan agenda putusan sela.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement