Selasa 04 Jul 2017 11:57 WIB

Pemerintah Masih Cari Lahan Pindahkan Ibu Kota

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Argaria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Argaria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih mengkaji sejumlah daerah yang akan dijadikan sebagai alternatif lokasi pemindahan ibu kota. Menurut Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil, saat ini pemerintah masih melakukan pengkajian tahap awal.

“Masih studi awal mencari alternatif-alternatif,” kata Sofyan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/7).

Terkait munculnya nama Kota Palangkaraya sebagai lokasi ibu kota baru, Sofyan menyebut sejauh ini daerah tersebut merupakan wilayah yang paling cocok. Kendati demikian, ia menegaskan, sejumlah daerah lainnya pun dijadikan sebagai alternatif pemindahan ibu kota.

“Kita sedang cari alternatif tempat di samping Palangkaraya, tempat yang paling suitable, yang paling bagus. Yang apa begitu kan,” ujarnya.

Setelah lokasi alternatif sejumlah daerah lainnya telah ditemukan, maka kemudian Presiden yang akan memutuskan menentukan lokasi yang tepat sebagai ibu kota. “Kalau ini kan keputusan administratif, Presiden memutuskan. Keputusan jangka panjang, implikasinya gitu kan. Oleh karena itu, kita sedang cari tempat,” tambahnya.

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga akan mendorong keterlibatan swasta membantu pendanaan rencana pemindahan ibu kota negara. Menurutnya, kajian pemindahan ibu kota akan diselesaikan pada tahun ini.

"Untuk pendanaan, kita akan dorong model PPP (public private partnership), jadi partisipasi swasta kita libatkan," kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Senin (3/7).

Pemerintah memang melirik daerah di luar Pulau Jawa sebagai lokasi pemindahan ibu kota negara. Hal ini mengingat ketersediaan lahan yang lebih memadai di luar Pulau Jawa. "Yang pasti di luar Pulau Jawa, kemungkinan besar di Pulau Kalimantan. Tapi spesifiknya di mana, itu yang akan difinalkan," ujarnya.

Rencana pemindahan ibu kota muncul kembali karena pemerintah menilai diperlukannya pembentukan pusat ekonomi baru. Sebab, Pulau Jawa dianggap terlalu mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Bila rencana tersebut benar-benar terealisasi, lanjut Bambang, beban Jakarta yang kini dianggap terlalu berat karena berperan ganda sebagai pusat pemerintahan, keuangan sekaligus pusat bisnis, dapat berkurang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement