Senin 03 Jul 2017 22:15 WIB

Kosumsi Ikan Harus Ditingkatkan untuk Atasi Masalah Kekerdilan

Sejumlah siswa mengikuti kegiatan bakar ikan bersama. Kegiatan bakar ikan yang diikuti 150 siswa tersebut, bertujuan untuk mengenalkan manfaat mengkonsumsi dan cara mengolah ikan yang benar dan sehat.
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan bakar ikan bersama. Kegiatan bakar ikan yang diikuti 150 siswa tersebut, bertujuan untuk mengenalkan manfaat mengkonsumsi dan cara mengolah ikan yang benar dan sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mendorong peningkatan konsumsi ikan masyarakat untuk mengatasi masalah kekerdilan (stunting) pada anak guna menurunkan prevalensi balita alami kekerdilan di Indonesia. Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (3/7) mengatakan pentingnya mengonsumsi ikan sebagai pemenuhan gizi mencegah kekerdilan pada anak.

"Masalah stunting ini serius. Bayangkan, dari 10 anak empat di antaranya tidak cerdas. Ini bukan yang kita inginkan. Kita ingin anak-anak Indonesia merupakan anak-anak yang sehat dan cerdas," kata Nila Moeloek dalam keterangannya terkait kegiatan Lomba Masak Ikan Nusantara "Menuju Istana".

Data pemantauan status gizi (PSG) tahun 2016 menyebutkan jumlah balita alami kekerdilan sebanyak 27,5 persen dengan kategori sangat pendek 8,5 persen dan kategori pendek 19 persen. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan angka bawah 20 persen. Kekerdilan merupakan kondisi di mana perkembangan tinggi badan anak tidak optimal dan berdampak pada kualitas kecerdasan.

Data tersebut juga menyebutkan kasus balita kerdil ditemukan di sebagian wilayah Indonesia, terutama di wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. "Padahal di sana protein hewani ikan banyak sekali. Mungkin ada budaya yang harus kita cerahkan, ada yang bilang bau anyirlah nanti kalau hamil, lalu ibunya tidak boleh makan apa-apa kalau habis melahirkan," kata Menkes.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menyebutkan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengolahan menjadikan ikan kurang peminat untuk disajikan menjadi menu andalan keluarga. "Ikan di sekitar mereka banyak, tetapi tidak mereka konsumsi. Karena kebanyakan dari mereka hanya bisa memasak ikan digoreng dan dibakar saja. Anak-anak jadi lebih cepat bosan makan menu ikan," terang Anung.

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat melalui peningkatan konsumsi-konsumsi protein hewani yang bersumber dari ikan. Salah satu upaya pemerintah mengajak masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan melalui kegiatan Lomba Memasak Ikan "Menuju Istana" yang diselenggarakan untuk menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam menemukan variasi pengolahan menu ikan.

Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, dan Kantor Staf Presiden bekerja sama dengan Femina Group menyelenggarakan Lomba Masak Ikan Nusantara untuk perayaan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus mendatang. Pemenang lomba masak akan mendapatkan kesempatan pelatihan dan memasak untuk Presiden Joko Widodo pada rangkaian perayaan 17 Agustus 2017 di Istana Negara.

Peserta Lomba Masak Ikan Nusantara cukup mendaftarkan resep ikan dan foto hasil masakannya. Kemudian anggota dewan juri Femina Group akan menghubungi peserta untuk mengikuti audisi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement