REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Anggota Brimob Polri menjadi korban penusukan di masjid Falatehan pada Jumat (30/6) malam kemarin. Polri menduga, pelaku sebelumnya sudah mengincar anggota tersebut sebelum melakukan penyerangan.

"Kalau untuk melihat kronologisnya iya, sudah diincar," ujar Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul saat dihubungi di Jakarta, Ahad (2/7).

Saat ini, kata dia, polisi tengah mengkaji dan menganalisis melalui CCTV. Hal itu untuk mengetahui pelaku melakukan aksinya seorang diri atau dibantu oleh terduga adanya pelaku lain.

"Itu yang masih didalami, dianalisis CCTVnya apakah sendirian atau ada orang lain," kata mantan Kabid Humas Polda Jabar ini.

Sedangkan untuk mengatisipasi adanya peristiwa yang sama menurutnya, anggota polisi sudah melakukan berbagai antisipasi. Hal itu seperti anggota yang berjaga di sekitar lokasi kejadian akan beribadah secara bergantian.

"Ya kita sudah antisipasilah, kalau di masjid kan dia ibadah, dia pos di situ, terus dia melakukan kewajiban agamanya, beribadah," kata Martinus.

Selain itu, antisipasi juga dilakukan dengan acara meningkat akan pengamanan markas polisi serta meningkatkan pengamanan anggota. "Paling kita tertutup, kita lakukan upaya-upaya peningkatan Mako, peningkatan pengaman diri itu kita lakukan," ujar dia.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan dua anggota polisi yang terluka sudah menjalani operasi. AKP Dede Suhatmi pada pukul 14.00 WIB, Ahad, telah selesai melakukan operasi bedah plastik.

"Operasi berjalan lancar dan berhasil, saat ini dalam perawatan dan kondisi stabil," kata Rikwanto.

Begitupun Briptu Syaiful Bahtiar, telah dioperasi bedah plastik di sekitar wajahnya yang mengalami luka tusuk. Operasi berjalan dengan lancar dan berhasil.

Ikuti Whatsapp Channel Republika