REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan, mengklaim lambannya pemberantasan korupsi di Indonesia karena diganggu oleh berbagai macam hal. "Kalau sekarang dikatakan tidak efektif (pemberantasan korupsi), ya itu karena situasinya tidak mendukung sama sekali. Kecuali DPR mendukung, partai politiknya mendukung itu akan sangat enak," kata Adnan saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (1/7).
Namun, kata Adnan, yang seringkali tidak dipahami banyak pihak yaitu dengan dianggap gagalnya pemberantasan korupsi oleh lembaga antirusuah KPK, maka lembaga tersebut dinyatakan gagal dan perlu diselesaikan periodenya. Kenyataan tersebut, menurut Adnan, adalah suatu hal yang sangat disayangkan.
"Karena yang seharusnya mereka pertanyakan adalah diri mereka sendiri. Sudah berkontribusi apa pada bangsa ini untuk memberantas korupsi?" tegas Adnan.
Namun, dia pun memastikan setelah dibuatnya lembaga antirusiah, pemberantasan korupsi mengalami pencapaian ke arah positif. "Dengan usaha-usaha yang kita lakukan, tetap KPK Indonesia itu naik terus trend-nya. Sejak 2004, kenaikan itu terus positif,'' kata Adnan. ''Memang ada situasi stagnan, tapi itu hanya satu kali, tapi naik terus, meskipun kenaikannya itu satu-satu, nggak terlalu signifikan.''
Dia juga sangat mengapreasi atas peran aktif masyarakat dalam mendukung kinerja lembaga antirusiah, khususnya KPK. Adapun yang tidak mendukung, lanjut dia, kemungkinan mereka adalah pihak yang kini menikmati keuntungan dari sistem yang korup.