REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Board of Trustees Indonesia Diaspora Network (IDN) Global, Dino Patti Djalal, mengatakan, orang-orang pintar Indonesia yang ada di luar negeri adalah bagian dari jaringan global Indonesia. Sehingga, menurutnya, salah jika selama ini mereka dianggap kabur dari Indonesia untuk dapat meraih sukses di negara lain.
"Bukan brain drain, mereka nggak kabur. Tapi mereka adalah bagian dari jaringan global Indonesia di luar negeri," ujar Dino dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (1/7).
Dino menuturkan, WNI di luar negeri, yang biasa disebut diaspora Indonesia, justru telah dianggap sebagai aset bagi bangsa Indonesia di abad ke-21. Mereka bisa dengan mudah membawa kebudayaan Indonesia ke kancah internasional, misalnya batik, angklung, dan pencak silat. "Apapun visinya, diaspora adalah bagian dari strategi dan solusinya," ungkap dia.
Dino menjelaskan, diaspora Indonesia bukan hanya WNI atau orang-orang yang memiliki paspor Indonesia. Menurutnya, siapapun yang memiliki kecintaan terhadap Indonesia, tentu dianggap sebagai bagian dari Indonesia dan dapat mengharumkan bangsa Indonesia. "Indonesia bukan hanya ekspresi geografis, bukan hanya NKRI, tapi peradaban dan kebudayaan yang mendunia," katanya.
Diaspora Indonesia saat ini berjumlah enam juta sampai delapan juta orang yang tersebar di beberapa negara di seluruh dunia. Dino mengatakan, diaspora Indonesia tetap membawa adat ketimuran dengan sikap low profile meski memiliki segudang prestasi di negara lain.