Jumat 30 Jun 2017 06:21 WIB

Sebelum Hilang, Amelia Earhart Singgah di Bandung

Amelia Earhart
Foto: Historia
Amelia Earhart

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pilot perempuan pertama di dunia yang melintasi Samudera Atlantik Amelia Earhart ternyata pernah singgah di Kota Bandung, Jawa Barat, sebagai bagian dari misinya dalam mengelilingi dunia pada 1937.

Pilot asal Amerika Serikat Bryan Lloyd mengatakan Amelia singgah di Bandung setelah memulai penerbangannya dari Miami, Florida, menuju Amerika Selatan dengan menyeberang Atlantik menuju Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Bryan Lloyd terinspirasi kisah Amelia untuk mengelilingi rute yang dilalui aktivis perempuan tersebut, sebagai bagian dari napak tilas 80 tahun hilangnya pilot perempuan tersebut

"Saya akan menaburkan dua bunga di rute di mana Amelia dikabarkan hilang," ujar Bryan Lloyd di Gedung Sate Kota Bandung, Kamis (29/6).

Ia mengatakan di Indonesia Amelia terbang ke berbagai daerah seperti Bandung ke Surabaya, kemudian Kupang, terbang ke Darwin, dan lepas landas menuju Papua Nugini. Belum sempat menyelesaikan misinya, Amelia dikabarkan hilang di sekitar kawasan Pasifik bersama navigator Fred Noonan, pada 2 Juli 1937, beberapa hari setelah singgah di Bandung.

Amelia diketahui sempat dua kali singgah di Bandung dan mendarat di Bandar Andir, yang kini dikenal sebagai Bandara Husein Sastranegara. Usai menginjakkan kakinya di Bandung untuk pertama kali, Amelia kemudian terbang ke Surabaya dan kembali lagi ke Bandung karena pesawatnya mengalami kendala.

"Perjalanan ini untuk mengikuti jejak tokoh penerbangan perempuan paling terkenal, Amelia Earhart. Untuk memberikan inspirasi kepada para generasi muda, sekaligus membuat generasi muda menghargai tokoh terdahulu," kata Bryan.

Bryan merencanakan napak tilas sejak 30 tahun yang lalu bersama ayahnya. Namun, ketika mimpinya akan terealisasi, ayahnya wafat. Ia tetap melanjutkan perjalanan sendirian.

"Saya digerakkan oleh semangat penerbangan bersejarah, kepioniran seperti Earhart dan kontribusinya pada dunia penerbangan membuat perjalanan udara menjadi memungkinkan untuk kita semua. Hal seperti ini sangat penting untuk diingat," katanya.

Setahun sebelum memulai perjalanannya, ia mempersiapkan segala kebutuhan penerbangannya termasuk pengurusan visa serta izin terbang dari otoritas setempat yang menjadi rutenya. Bahkan dana untuk perjalanan, kebanyakan berasal dari saku pribadinya, namun ia juga mendapat suntikan lebih dari para donatur serta bantuan dari komunitas yang fokus terhadap penerbangan.

Perjalanan pria yang juga merupakan seorang penggiat amatir radio dengan callsign WB6RQN ini, akan diakhiri di Kalifornia, Amerika Serikat berbarengan dengan acara Amerika Airshow pada 24 Juli 2017. "Saat di acara itu saya akan membawa nama Amelia Earhart serta menceritakan kisah penerbangan yang pernah dirasakannya," kata dia.

Menurutnya, usai napak tilas 80 tahun hilangnya Amelia, ia belum terpikir untuk melakukan misi lainnya. Namun, ia akan tetap mengajar di sekolah penerbangan yang didirikannya di Amerika Serikat.

"Saya ingin mengajak anak muda untuk bisa melampaui batas dan melawan hal yang tidak mungkin," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement