Kamis 29 Jun 2017 13:16 WIB

Masyarakat Diminta Waspadai Sinabung dan Gunung Api Lainnya Saat Berlibur

Rep: Frederikus Bata/ Red: Hazliansyah .
Pengendara sepeda motor melintas dengan latar belakang Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik tampak dari kawasan Sunggal (70 km dari Sinabung), Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa, (19/7).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Pengendara sepeda motor melintas dengan latar belakang Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik tampak dari kawasan Sunggal (70 km dari Sinabung), Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa, (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer (KM) dari puncak gunung Sinabung. Kemudian, jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung tersebut.

"Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar," ujarnya lewat siaran pers, pada Kamis (29/6).

Ia menerangkan selain Sinabung, terdapat 17 gunung api dalam tingkat aktivitas level II (Waspada). Gunung-gunung tersebut antara lain, gunung Karangetang, gunung Lokon, gunung Rinjani, gunung Soputan, gunung Sangeanapi, gunung Rokatenda, gunung Dukono, gunung Ibu, gunung Gamkonora, gunung Gamalama, gunung Banda Api, gunung Semeru, gunung Bromo, gunung Anak Krakatau, gunung Dempo, gunung Marapi dan gunung Kerinci.

"Tidak hanya Sinabung, masyarakat yang berada di wilayah sekitar gunung api atau yang sedang berwisata harus tetap mengikuti petunjuk dan rekomendasi dari petugas pengamat gunung api. Masyarakat juga tetap waspada terhadap potensi gerakan tanah yang terjadi di wilayah tertentu," ujar Ego.

Sebelumnya dilaporkan terdapat dua kali kejadian gerakan tanah. Yakni di Kabupaten Lebak, Banten dan Klungkung, Bali, yaitu tanah longsor. Saat ini sedang dilakukan pembersihan jalan agar lalu lintas dapat lancar kembali.

Terkait antisipasi bencana geologi, monitoring dilakukan secara terus-menerus terhadap aktivitas gunung api.

Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa (Ifan) mengingatkan berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi, hujan lebat, petir serta angin kencang.

"Seperti Provinsi Lampung, Banten dan Jawa Timur berpotensi turun hujan yang disertai petir dan angin kencang. Hal ini menjadi perhatian bagi kami juga agar dapat menyiapkan langkah-langkah antisipasi terhadap keandalan sektor energi selama arus balik," tutur Ifan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement