Kamis 29 Jun 2017 12:46 WIB

19 Titik Panas Terdeteksi di Sumatra

Titik panas kebakaran lahan di Sumatra (ilustrasi).
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran lahan di Sumatra (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan 19 titik panas terdeteksi di Sumatra dengan ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan.

"Pagi ini, terpantau 19 titik panas. Atau jumlah yang sama seperti kemarin (Rabu, 28/6) sore yang sekaligus ancaman terjadi karhutla," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Kamis (29/6).

Menurutnya, belasan titik panas tersebut tersebar pada lima provinsi. Riau tercatat paling banyak dengan jumlah 10 titik.

Ke-10 titik panas ini berada pada sejumlah kabupaten/kota di Riau seperti Pelalawan empat titik, Indragiri Hulu dan Rokan Hilir sama-sama menyumbang dua titik.

Lalu di Kota Wisata, julukan baru bagi Kabupaten Siak, dan Kota Pelabuhan, julukan bagi Kota Dumai, masing-masing menyumbang satu titik.

"Titik panas yang terdeteksi satelit ini, belum tentu terbakar. Untuk memastikan, perlu ada peninjauan lapangan terutama di lahan gambut," katanya.

Keempat provinsi lagi, lanjut Slamet, yakni Sumatra Utara empat titik, Sumatra Barat dan Bengkulu sama-sama memberi sumbangan dua titik, dan Sumatra Selatan satu titik.

"Ini, kondisi terkini terkait titik panas dari pantauan satelit. Karena di Sumatra saat ini, mulai memasuki musim pancaroba," jelasnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, Edwar Sanger mengaku, hingga kini baru tiga provinsi yang menetapkan status siaga darurat karhutla, yakni Riau, Sumsel, dan Kalimatan Barat.

Ancaman bahaya terbakarnya lahan gambut hingga kini menunjukkan peningkatan, terutama di Sumatra dan Kalimantan, seiring memasuki musim kemarau kering.

"Kami perkirakan puncaknya terjadi bulan Agustus. Ketiga provinsi ini, telah lakukan langkah antisipasi. Provinsi lain yang menyusul yakni Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur," ujar Edwar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement