Rabu 28 Jun 2017 16:16 WIB

Jenazah Penyerang Mapolda Sumut Ditolak Warga

Rep: Issha Harruma/ Red: Nur Aini
Personel Brimob berjaga di dekat pos polisi Mapolda Sumut pasca peristiwa penyerangan, di Medan, Sumatera Utara, Ahad (25/6).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Personel Brimob berjaga di dekat pos polisi Mapolda Sumut pasca peristiwa penyerangan, di Medan, Sumatera Utara, Ahad (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Pemulangan jenazah AR, tersangka penyerangan Mapolda Sumut Ahad (25/6), ditolak warga. Rencananya, jenazah AR akan dimakamkan di dekat kediamannya di Jl Makmur, Dusun V Dahlia, Sambirejo Timur, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Rabu (28/6).

"Kami menolak keras jenazah AR dibawa ke sini untuk dimakamkan," kata Kepala Dusun V Dahlia, Sulisno di rumah kediaman AR.

Penolakan warga tersebut juga dituangkan melalui sebuah spanduk yang bertuliskan "Kami warga Dusun 5 menolak keras penguburan jenazah teroris!!!" dan "Tolak ISIS berantas terorisme". Tak hanya di spanduk, warga juga menuliskan penolakan tersebut di aspal jalan. Tulisan tersebut berbunyi "Tolak ISIS, desa kami bukan desa teroris". Puluhan polisi pun tampak berjaga di lokasi kediaman AR.

Menurut Sulisno, warga telah berkoordinasi dengan polisi tentang keberatan mereka menerima jenazah tersebut. "Penolakan warga sini menolak keras teroris di dusun saya dan ini juga sudah ditanggapi oleh pihak kepolisian," ujar dia.

Sebelumnya, dua orang dengan inisial nama, SP dan AR menyerang pos penjagaan Mapolda Sumut, Ahad (25/6) sekitar pukul 03.00 WIB. Keduanya sempat berkelahi dengan dua polisi yang berjaga. Seorang polisi bernama Aiptu M Sigalingging tewas dengan sejumlah luka akibat senjata tajam. Sementara rekannya yang ikut berkelahi dengan pelaku, Brigadir E Ginting, dalam kondisi baik.

Polisi telah menetapkan empat orang sebagai tersangka, yakni SP, AR, Hendri alias Boboy, dan FPY. SP dan AR berperan sebagai pelaku penyerangan di Mapolda Sumut. Boboy bertugas melakukan survei dan pemetaan tentang lokasi Polda Sumut. Sementara FPY merencanakan penyerangan tersebut.

AR kemudian ditembak mati oleh polisi saat penyerangan terjadi. Sementara SP ditembak di bagian paha dan masih dalam perawatan hingga sekarang. Keduanya teridentifikasi sebagai anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan diduga berafiliasi dengan ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement