Selasa 27 Jun 2017 16:03 WIB

Kemehub: Jumlah Kecelakaan Tahun Ini Lebih Rendah

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Mobil derek Satlantas Polres Semarang mengevakuasi bus PO Hafapan Jaya yang mengalami kecelakaan beruntun di KM 25 jalan tol Semarang- Bawen, Kamis (22/6) malam.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Mobil derek Satlantas Polres Semarang mengevakuasi bus PO Hafapan Jaya yang mengalami kecelakaan beruntun di KM 25 jalan tol Semarang- Bawen, Kamis (22/6) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kecelakaan yang kerap terjadi pada musim mudik Lebaran Idul Fitri 1438 H , lebih redah dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Penyebab rata rata terjadinya kecelakaan itu lebih dominnan akibat kelalaian supir dan human eror.

Direktur Jendral Perhubungan Darat, Pudji Hartanto mengatakan, pada tahun ini ada 26 kejadian kecelakaan. Angka ini menurun dari sebelumnya pada tahun lalu yang tercatat ada 34 kasus kecelakaan. Sedangkan untuk kasus kecelakaan karena tidak menjaga jarak ada 9 kasus. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang ada 18 kasus kecelakaan.

Sedangkan kecelakaan yang disebabkan kecepatan yang melebihi batas kecepatan ada 10 kasus. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 13 kasus kecelakaan karena melebihi batas kecepatan.

"Ya kalau kita lihat memang lebih menurun dibandingkan tahun lalu. Tapi memang mayoritas karena mengabaikan aturan lalu lintas dan human eror karena kelelahan juga ada yang sibuk main gadget," ujar Pudji di Terminal Pulo Gebang, Selasa (27/6).

Pudji mengatakan, pihak Kemenhub masih merekap data gabungan dari pihak Korlantas. Namun secara garis besar, angka kecelakaan saat mudik tahun ini menurun 13 persen dibandingkan tahun lalu.

Begitu juga dengan jumlah korban, Pudji mengatakan, korban meninggal turun tujuh persen, sedangkan korban luka turun 2 persen.  "Kami makanya terus berharap dan mengimbau masyarakat semua agar saat arus balik ini tetap menjaga keselamatan dan mematuhi setiap aturan dan arahan para petugas," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement