Selasa 27 Jun 2017 04:40 WIB

Menteri Khofifah Gemar Koleksi Batik dan Kain Tenun

Rep: BINTI SHOLIKAH/ Red: Ilham Tirta
Khofifah Indar Parawansa.c
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Khofifah Indar Parawansa.c

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa ternyata gemar mengoleksi batik dan tenun dari berbagai daerah di Nusantara. Setiap kali mengunjungi suatu daerah, Khofifah acap membeli kain tenun atau batik di daerah tersebut.

Saat menggelar Open House Idul Fitri 1438 H, di rumahnya, Jalan Jemursari, Wonocolo, Surabaya, Senin (26/6), Khofifah tampak mengenakan baju terusan dari kain tenun khas Madura. Ia mengaku mencintai produk-produk kreatif dari daerah.

Jika berkunjung ke daerah seperti Sampang atau Lombok, ia kerap mengunjungi para pengrajin batik maupun tenun di kampung-kampung daerah tersebut. "Saya paling suka batik dari Madura, kalau tenun paling suka dari Nusa Tenggara Timur," ujar Khofifah.

Menurutnya, batik dan tenun dari Indonesia sangat beragam. Karenanya, pada tiap kesempatan ia selalu mempromosikan batik dan tenun khas dari daerah-daerah di Indonesia.

"Kelebihan batik Madura itu tulis. Se-simple apapun motifnya pasti batik tulis. Kalau di Pekalongan atau Solo sudah banyak batik printing dan cap," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU tersebut.

Ia juga bercerita mengenai upayanya agar seni mengrajin tenun Silungkang khas Sumatra Barat tetap diminati anak-anak muda. Saat Khofifah menjabat sebagai anggota DPR RI pada 1994, ia mengunjungi Sumatra Barat. Ia melihat produksi tenun Silungkang menurun.

Kemudian ia melakukan koordinasi dengan anggota DPR RI lainnya untuk mempersiapkan anggaran untuk industri tenun Silungkang. "Tahun lalu saya ke sana, pertumbuhan luar biasa Tenun Silungkang. Bahkan menurut saya bisa menjadi model update tenun," ujarnya.

Ia juga kerap mempromosikan kain tenun NTT di luar negeri. Saat berkunjung ke luar negeri, Khofifah mengenakan baju dari bahan kain tenun NTT. Menurutnya, kain tenun maupun batik buatan tangan (hand made) perlu dilestarikan generasi muda. Karena menjadi kekayaan Nusantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement