REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kapolri Komjen Syafruddin menyebutkan bahwa wilayah Sumatra Utara, termasuk Meda, merupakan daerah 'merah' yang perlu diwaspadai oleh aparat keamanan. Pernyataannya menyusul kejadian penyerangan pos penjagaan Mapolda Sumatra Utara di Medan, Ahad (25/6) dini hari. Satu orang anggota Polri, Aiptu Martua Sigalingging meninggal dunia dalam peristiwa itu.
Syafruddin menyebutkan, Sumatra Utara memang mencatatkan beberapa kejadian penting terkait bibit-bibit terorisme. Paling tidak, dia mengatakan, terdapat empat insiden yang perlu menjadi catatan bagi kepolisian dalam melawan aksi terorisme.
Selain kasus penyerangan teranyar, tahun 2010 lalu sempat ada insiden perampokan Bank CIMB Niaga yang melibatkan Marwan alias Nano alias Wak Geng yang disebut sebagai otak perampokan CIMB Niaga. Akibat kejadian itu, satu orang polisi tewas dan berbuntut penyerangan kantor Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumut.
Perisitiwa ketiga adalah kontak senjata melawan kelompok yang diduga teroris bersenjata di Dusun Sarang Puah, Dolok Masihul, Sumatra Utara pada 2010 lalu. Sedangkan kejadian keempat yang menjadi catatan merah kepolisian, adalah pelatihan jaringan terorisme di lereng Gunung Sinabung, Karo, Sumut pada 2010 lalu.
"Kalau di Medan sejarahnya banyak, ada empat, Medan memang daerah merah yang perlu diwaspadai," ujar Wakapolri Komjen Syafruddin usai sowan ke kediaman dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ahad (25/6).
Kepolisian mensinyalir pelaku merupakan kelompok yang berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang juga terlibat dalam kejadian teror bom Kampung Melayu, Jakarta.
Syafruddin menambahkan, hingga saat ini total sudah ada 43 orang yhang diduga terlibat dalam kejadian teror bom Kampung Melayu. Jumlah terduga pelaku tindak terorisme yang diamankan bertambah, dari 41 orang kemarin. Dua orang baru saja ditangkap Ahad (25/6) subuh tadi.
Syafruddin menegaskan bahwa ada tiga hal langkah antisipasi yang perlu dilakukan aparat keamanan dalam menekan ruang gerak pelaku teror. Pertama, lanjutnya, polisi perlu mengingatkan seluruh anggota Polri untuk meningkatkan kewaspadaan. Alasannya, seluruh insiden yang terjadi di Sumut mengarah untuk menyerang kepolisian.
"Karena target anggota Polri. Kedua, pakai sistem body contact pengamanan individu diperhatikan. Ketiga, senjata dilwngkapi, back up intelijen dan Brimob juga bagi polisi yang menjaga arus mudik," ujar dia.