Ahad 25 Jun 2017 07:34 WIB

Ber-Pancasila Bukan Berarti Menyamakan Agama

Rep: Sapto andhika/ Red: Joko Sadewo
Pesan Idul Fitri (ilustrasi)
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Pesan Idul Fitri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khutbah Idul Fitri di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (25/6), diisi oleh Ketua Umum Syarikat Islam (SI) sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Hamdan Zoelva. Di hadapan sekitar 4.500 jamaah Sholat Ied, Hamdan Zoelva mengatakan ber-Pancasila bukan berarti menyamakan semua agama.

Hamdan mengungkapkan bahwa perintah Islam untuk berlaku adil di semua lini kehidupan berkaitan erat dengan pemahaman Pancasila yang berlaku di Indonesia. Menurutnya, para nabi dan rasul diutus oleh Allah SWT untuk membawa pembaharuan dalam ajaran kemanusiaan dan menegakkan keadilan, serta membawa kitab sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil.

"Kita memahami Pancasila itu sebagai muara di mana kita bisa bersatu walaupun di dalamnya pastilah ada perbedaan," ujar Hamdan, Ahad (25/6).

Menurutnya, warga negara Indonesia yang berbeda agama bisa saja berbeda dalam memahami Ketuhanan Yang Maha Esa. Hanya saja masyarakat Indonesia yang beragam dipersatukan oleh kesepakatan yang umum yaitu bangsa dan negara Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Hamdan menekankan bahwa ber-Pancasila bukan berarti harus menghilangkan perbedaan masing-masing keyakinan dan aqidah agama yang dianut atau bahkan menyamakan semua agama 

"Kita harus yakin bahwa agama yang kita anut adalah keyakinan yang benar dan pada sisi lain, keyakinan warga lain yang berbeda harus dihormati dan dijunjung tinggi, tidak merendahkannya apalagi menistakannya. Itulah cara hidup ber-Pancasila," ujar Hamdan.

Hamdan meyakini bahwa semakin tinggi dan mendalam pemahaman seseorang muslim atas ajaran agamanya, pasti akan semakin Pancasilais pula. Alasannya, pemahaman atas nilai-nilai falsafah berbangsa dan bernegara bagi umat muslim sudah inherent atau melekat dalam jati diri seorang muslim.

"Umat Islam Indonesia menganut pemahaman Islam jalan tengah, ummatan wasatha," katanya. 

Ummatan Wasatha, lanjutnya, adalah umat pilihan, yang harus menjadi kiblat bagi ummat lainnya. Umat Islam Indonesia, menurutnya, harus menjadi umat pilihan dengan menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan berjuang memajukan bangsanya.

Hanya saja, PR besar bagi masyarakat Indonesia adalag berlaku adil baik untuk diri sendiri dan lingkungannya. Selama masyarakat Indonesia belum bisa menegakkan keadilan bagi individu dan keadilan sosial, Hamdan menilai, bangsa ini masih belum sepenuhnya melaksanakan nilai-nilai Pancasila.

"Selama kita belum menegakkan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selama itu pulalah sesungguhnya kita belum sepenuhnya ber-Pancasila," ujar dia.

Pelaksanaan ibadah Sholat Idul Fitri di Masjid Sunda Kelapa kali ini dipimpin oleh Imam Syeikh Essam Al Mezgagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement