REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketua Umum Gema Desa Niko Efriza mengemukakan, korban banjir di Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah mulai menempati rumah, yang sebelumnya diterjang banjir bandang dua kali berturut-turut.
"Saat ini korban telah kembali ke permukiman, namun korban banjir harus membersihkan lumpur dan sisa banjir yang menggenangi permukiman warga," kata Niko Efriza di Palu, Jumat (23/6) siang.
Niko menguraikan pembersihan permukiman dilakukan warga sejak Senin 18 Juni 2017 sampai dengan saat ini. Ia mengaku bencana banjir yang menerjang permukiman warga pada Sabtu (3/6) dan Selasa (13/6) menyisakan duka yang mendalam.
Berdasarkan pantauan Niko di lapangan, selain menderita kesusahan batin, warga juga menderita secara materi kerusakan tempat tinggal ringan dan berat. "Lebaran tahun 2017 bagi korban banjir Tolitoli, tentu sangat berbeda dengan lebaran tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.
Ia menyebutkan bencana alam tersebut memanggil perhatian semua pihak untuk membantu meringankan derita korban banjir Tolitoli. Gema Desa bersama Anak Muda Indonesia (AMI) serta beberapa artis di bawah komando Kemendesa-PDTT mendistribusikan bantuan kepada korban banjir di Sulawesi Tengah.
Distribusi bantuan terdiri dari 110 paket sembako untuk korban bencana alam di Kabupaten Poso, 115 paket sembako diberikan kepada korban banjir di Ampana Kabupaten Tojo Unauna, 100 paket sembako, 100 galon air bersih, 200 karton indomie dan 100 handuk serta selimut untuk korban banjir Tolitoli.
Kemudian 100 paket sembako untuk korban bencana alam di Kabupaten Buol.
Ada pula santunan senilai Rp45 juta yang didistribusikan terdiri atas senilai Rp10 juta untuk fasum dan Rp5 juta untuk masjid di Ampana Kabupaten Tojo Unauna, santunan senilai Rp15 juta diberikan kepada 2 kepala keluarga korban banjir dan Rp5 juta untuk masjid di Kampung Buol Kabupaten Tolitoli.