REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tetap membuka pelayanan seperti pendampingan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pada hari libur.
"Kita tetap membuka pelayanan pendampingan bagi para perempuan dan anak yang menjadi korban karena tindak kejahatan tanpa mengenal hari libur," ujar Kepala DP3A Makassar Tenri Ampa Palallo di Makassar, akhir pekan kemarin.
Ia mengatakan DP3A membuka pelayanan di hari libur merupakan komitmen untuk mewujudkan Makassar dua kali tambah baik dengan tetap berpegang pada tujuannya yakni menjadikan daerah ini sebagai kota layak anak dan perempuan.
Tenri Palallo juga menyampaikan pihaknya sedang melakukan pendampingan untuk sejumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual. Tanpa merinci sejumlah penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga dan tindak pelecehan seksual terhadap sejumlah anak-anak belia, Tenri Palallo mengatakan pihaknya menangani masalah itu dengan fokus pada pemulihan mental.
"Kami melibatkan tim pendampingan yang hebat untuk memulihkan kondisi kejiwaan para korban. Itulah juga kenapa kita tidak ingin menjelaskan secara rinci kasus dan orang-orang yang sedang kita dampingi karena juga berdampak ke psikologis," katanya.
Untuk memaksimalkan pelayanan, kata Tenri, pihaknya telah membagi tugas khusus menjadi dua kelompok, yakni kelompok pertama dengan koordinator Tinaba Kolaka Mangiwa bertugas mulai Jumat-Senin (23-26 Juni), dan kelompok kedua dikoordinir Mada Seri Pakambanan bertugas pada hari Selasa, 27 Juni 2017.
Kedua kelompok itu akan bertugas di lembaga pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A), dan menjaga 'Rumah Aman' dengan penghuni satu ibu lima anak, dan menyediakan konsumsi 'catering'. "Mereka akan bertugas seperti biasa di P2TP2A dan Rumah Aman yang telah kita bentuk dan mereka selalu 'stand by'," ujarnya.