Senin 26 Jun 2017 03:01 WIB

Momen Sedih Idul Fitri Bagi Fadli Zon

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Fadli Zon dan puisinya.
Foto: dok Humas DPR RI
Fadli Zon dan puisinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Raya Idul Fitri tidak selalu penuh dengan suka cita. Sebagian orang harus mengalami momen sedih ketika lebaran. Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan ada kenangan lebaran yang tidak pernah dia lupakan hingga kini.

Fadli merasakan momen sedih lebaran ketika dia masih berusia 15 tahun. Kala itu, ayahnya, Zon Harjo, meninggal dunia. "Itu lebaran, yang boleh dibilang, paling menderita karena masih remaja ditinggal bapak saat kecelakaan," kata Fadli saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (14/6).

Ia pun menerawang ingatannya pada lebaran 1986. Saat itu, Fadli duduk di bangku kelas dua SMP. Fadli dan ayahnya mengalami kecelakaan. Fadli tidak menceritakan detail mengenai kecelakaan tersebut.

Namun, Zon Harjo harus mengembus napas terakhirnya. "Ada saya meninggal karena kecelakaan dan saya juga mengalami kecelakaan itu," kata dia.

Menurut Fadli, ayahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Selatan. Setiap lebaran, dia bersama ibunya, Ellyda Yatim, tidak pernah absen berziarah ke makam ayahnya.

Pada Hari Raya Idul Fitri kali ini pun, dia berniat berziarah ke makam ayahnya. Apalagi, tahun ini, dia berencana menghabiskan Lebaran hanya di Jakarta. Bukan berarti Fadli tidak punya tradisi mudik ketika hari raya.

Fadli menceritakan mudik menjadi momen yang menyenangkan. Hampir setiap lebaran, ia menyempatkan pulang ke kampung halamannya di Sumatra Barat (Sumbar) untuk sekedar berkumpul bersama sanak saudaranya, sebelum atau seusai lebaran.

"Tahun lalu, hari pertama di Jakarta kemudian besoknya ke Sumbar. Tapi, tahun ini di Jakarta aja," ujar Fadli.

Fadli berencana menghabiskan lebaran di Jakarta dengan berkunjung ke sanak saudara, tokoh-tokoh politisi senior, dan rekan-rekan politisi. "Nanti ke Pak Prabowo (Subianto), tokoh-tokoh senior lain dan para pimpinan lembaga lain," ujar Fadli.

Selain juga, ia akan menggelar open house di rumahnya untuk sanak saudaranya maupun rekan yang hendak berkunjung. "Ada rencana begitu tapi sebenarnya saya nggak suka ada open house," kata Fadli.

Fadli beralasan open house atau membuka pintu silaturahim seharusnya tidak hanya dilakukan ketika lebaran. Pintu rumah seharusnya selalu terbuka.

"Bisa kapan aja. Nggak harus hari lebaran. Tapi, karena di hari lebaran kebetulan saling berkunjung jadi kira-kita begitu lah," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement