Jumat 23 Jun 2017 05:13 WIB

Gatot: TNI Sukses Jika Dekat dengan Pemuka Agama

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ani Nursalikah
Panglima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah).
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Panglima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, perjuangan kemerdekaan Indonesia dijiwai nilai-nilai agama. Sebab, para pejuang yang memperjuangkan kemerdekan Indonesia pada dasarnya adalah para pejuang yang berlatar belakang agama yang kuat.

"Jenderal Besar Sudirman, Panglima TNI pertama, beliau juga seorang guru agama yang taat beribadah.  Anak buahnya sering memanggilan dengan sebutan Kyai," kata Gatot dalam siaran pers, Kamis (22/6).
 
Gatot kemudian mencontohkan peranan tokoh agama dalam peristiwa Pertempuran Surabaya 10 November 1945, dimana TNI baru berumur satu bulan dan belum mempunyai senjata modern untuk menghadapi tentara Sekutu.  KH Hasyim Ashari mengeluarkan fatwa Jihad Fisabilillah agar para umat Islam, khususnya para santri yang dipimpin seorang Ulama bernama Kyai Abbas kembali turun gunung berjuang melawan tentara Sekutu.
 
"Ini yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat bahwa yang memimpin perlawanan terhadap Sekutu pada 10 November 1945 di Surabaya adalah Kyai Abbas dari Pesantren Buntet,” kata Gatot.
 
Maka dari itu, Gatot mengingatkan para prajurit TNI dimanapun bertugas harus selalu menjaga hubungan baik dengan para ulama dan pemuka agama lainnya untuk mengamankan bangsa ini.  “Kalau TNI mau sukses dalam menjalankan tugas pokoknya maka harus selalu dekat dengan pemuka-pemuka agama. Itu kuncinya,” kata Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement