Rabu 21 Jun 2017 19:33 WIB

Negara Luar Komitmen Restorasi Gambut

Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead (kanan) bersama Menteri LHK Siti Nurbaya (tengah) dan Juru Bicara Presiden Johan Budi (kiri).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead (kanan) bersama Menteri LHK Siti Nurbaya (tengah) dan Juru Bicara Presiden Johan Budi (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Badan Restorasi Gambut (BRG) menyebutkan lembaga donor dari negara luar memberikan komitmen dan mengaktifkan kerja sama bantuan dana, dalam pemulihan atau restorasi gambut di Indonesia.

"Ada beberapa negara yang masih komitmen dan telah mengaktifkan kerja sama bantuan melalui lembaga donor untuk restorasi gambut," kata Kepala BRG Nazir Foead di Jambi, Rabu (21/6).

Nazir mencontohkan untuk restorasi lahan gambut di Provinsi Jambi didominasi bantuan dari lembaga donor Amerika Serikat melalui program Millenium Cahalengge Account-Indonesia (MCA-I). Kemudian, ada juga bantuan dari Ingrris sebesar 3 juga poundsterling untuk lima provinsi di Indonesia, termasuk Jambi.

Terkait keputusan Amerika Serikat yang menarik dari perjanjian Paris tentang perubahan iklim yang disepakati 2015, Nazir mengatakan, dalam waktu dekat belum ada pengaruhnya bagi program restorasi gambut di Indonesia. Sebab, perjanjian yang dibuat dari pemrintah sebelumnya masih berlaku sampai tahun depan.

"Memang kalau ini (bantuan Amerika) habis apakah ada bantuan yang baru dan ini yang masih kita diskusikan dengan pemerintahan Amerika," kata dia.

Selain itu, menurutnya, saat ini Pemerintah Kanada dan Eropa meningkatkan komitmennya untuk membantu Indonesia dalam mengatasi isu perubahan iklim dengan menggelontorkan pendanaan donor.

"Dari Kanada dan Eropa meningkatkan komitmennya karena Amerika mungkin akan turun dan yang lain malah naik, kita juga dapat donor dari Korea dan Jepang," ujar dia.

BRG pada tahun ini akan membangun sekitar 5.600 sekat kanal dengan target pembasahan mencapai luas 400.000 hektare. Pengerjaan sekat kanal itu sudah lebih dulu dilakukan di Pulau Meranti, Riau, Jambi dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Pengerjaan sekat kanal itu semuanya dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dengan melibatkan pendanaan donor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement