Senin 19 Jun 2017 17:40 WIB

Balitsa Berikan Pendampingan Petani Bawang Merah

Balitsa Berikan Pendampingan Petani Bawang Merah
Balitsa Berikan Pendampingan Petani Bawang Merah

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Tanaman bawang merah sudah berkembang di lokasi Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi.Walaupun pengembangannya belum sekala luas seperti sentra-sentra bawang merah yang lain. Petani di Ujung Genteng menanam bawang merah  secara tradisional dan masih belum menerapkan teknologi budidaya yang bagus. Satu hal yang positif dari teknik budidaya bawang merah di Ujung Genteng adalah tidak menggunakan pestisida yang berlebihan.

Secara umum Petani Ujung Genteng menanam bawang merah di dua jenis lahan, yaitu lahan sawah selus 450 ha dan lahan kering 35 ha. Penanaman di lahan sawah biasanya dilakukan pada musim kemarau sedangkan penanaman di lahan kering dilakukan pada musim hujan. Namun ada beberapa petani yang tetap menanam di lahan sawah walaupun sedang dalam musim hujan.

Pelaksaan pers release dibagi dalam dua kegiatan yaitu mengadakan pertemuan dengan petani untuk mendiskusikan permasalahan budidaya bawang merah di Ujung Genteng dan kunjungan langsung ke lahan petani bawang merah.

Pada acara pertemuan lapang, beberapa waktu lalu, Kepala Balitsa Dr. Catur Hermanto, Peneliti Bawang Dr. Joko Pinilih, SP, MP dan Tim Jasa Penelitian Balitsa mengunjungi lahan petani yang sedang ditanami tanaman bawang merah. Pertanaman bawang merah yang dikunjungi adalah pertanaman bawang merah di lahan kering tanpa irigasi teknis. Dari hasil kunjungan lapang tersebut dapat disimpulkan pertumbuhan tanaman bawang merah kurang maksimal karena drainase yang kurang bagus. Parit antar bedengan sangat dangkal sehingga jika hujan akan terjadi genangan. Di pinggir petak lahan juga tidak ada saluran pembuangan. Akibat dari keadaan tersebut banyak tanaman bawang merah yang tumbuh tidak optimal dan ada juga yang  terserang penyakit fusarium. Dengan beberapa permasalahan tersebut Balitsa perlu mengadakan pendampingan teknologi budidaya bawang merah di wilayah Ujung Genteng  Sukabumi Selatan.

Dalam siaran pers Balitsa yang diterima Republika, Senin (19/6), disebutkan pada acara diskusi petani banyak yang mengeluhkan kesulitan untuk mendapatkan benih. Serta sering terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman bawang merah. Untuk permasalahan benih Balitsa menganjurkan supaya ada yang menjadi penangkar benih dan Balitsa akan membantu untuk menyuplai benih sumbernya. Penangkaran benih bisa dilakukan oleh perorangan maupun secara kelompok, misalnya kelompok tani. Syarat untuk menjadi penangkar benih adalah mempunyai sertifikat kompetensi sebagai penangkar benih. Sertifikat tersebut dapat diperoleh dengan mengikuti pelatihan penangkaran benih di BPSBTPH masing-masing provinsi.

Untuk penanggulangan hama dan penyakit petani dianjurkan menggunakan pestisida yang ramah lingkungan. Apabila terpaksa menggunakan pestisida kimia hendaknya lebih bijaksana artinya tidak berlebihan atau sesuai anjuran dan menggunakan jenis pestisida yang tepat dengan jenis OPT yang dikendalikan. Pemakaian pestisida harus mempertimbangkan terjaganya kelestarian lingkungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement