REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Tabanan Bali melalui pengurus Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih mengadakan festival yang dinamakan Jatiluwih Agricultural Festival 2017. Kegiatan juga dilakukan dalam rangka menarik perhatian para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
“Dengan diadakannya festival setiap tahun, kita akan ingat bahwa pertanian harus dilestarikan, budaya harus dilestarikan, harapan kami program ini bisa memberikan atmosfer dan dapat menular ke kecamatan lain, jadi tidak di panebel saja," ujar Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, dalam keterangan pers, Jumat (16/6).
Eka mengatakan, Festival Jatiluwih akan menjadi agenda Tahunan Pemerintah Kabupaten Tabanan, karena Jatiluwih diharapkan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Tabanan, masyarakat Bali dan juga Indonesia serta menjadi pusat perhatian dunia.
Eka juga menambahkan bahwa saat ini wisatawan yang berkunjung ke Jatiluwih terus meningkat, yang awalnya hanya 50 ribu setiap tahun, sekarang meningkat menjadi 350 ribu orang. Serta pendapatan per kapitanya pun meningkat yang awalnya hanya 20 juta menjadi 40 juta.
Tidak hanya itu, dalam rangka terus mengembangkan destinasi wisata tersebut serta menunjang kesejahteraan petani, Pemerintah Kabupaten Tabanan mengadakan mengadakan kerja sama dengan Pemerintah Kota Toyama Jepang dalam hal pembangunan mikro hidro yang merupakan pembangkit listrik bertenaga air yang akan menerangi 200 titik lampu.
“Ini bukti kita sangat cinta terhadap petani, kita terus mendorong taraf hidup petani, karena petani adalah raja Kita bawa bantuan yang banyak dengan biaya produksi murah. Selain itu, kita akan bantu juga pengolahan beras yang bekerjasama dengan pabrik, dan ini harus dijaga, saya mohonkan juga pengamanannya," kata Eka menambahkan.
Sementara itu, Manager Operasional sekaligus merupakan Kepala Badan Pengelola Daerah Tujuan Wisata Jatiluwih, I Nengah Surtirtayasa menambahkan tujuan diadakannya acara ini bahwa telah ditetapkannya Jatiluwih sebagai bagian dari warisan wisata dunia, menjalin hubungan dengan desa-desa penyanggah, serta meningkatkan promosi Indonesia pada umumnya dan khususnya DTW Jatiluwih.
“Pada pra-festival ada pemasangan lelakut, upacara ngusaba dan pemsangan enyor, di acara festival ada launching warung cerdas yang mewadahi produk petani-petani kita di Jatiluwih, , atraksi panen, pameran kuliner, UKM dan juga parade pertanian," ujar Tirta.