Jumat 16 Jun 2017 15:03 WIB

Pengacara Rizieq: Kunjungan Tokoh Politik Tunjukkan Dukungan

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Agus Yulianto
Amien Rais dan Habib Rizieq
Foto: Penasihat hukum Habib Rizieq
Amien Rais dan Habib Rizieq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa Hukum Habib Rizieq Shihab, Sugito Atmo Pawiro menyatakan, kunjungan tokoh politik seperti Amien Rais pada kliennya, menunjukkan Rizieq Shihab sebagai simbol perlawanan pada rezim politik saat ini. Pasalnya, kasus yang menjerat Rizieq Shihab, menurut Sugito, tidak berdiri sendiri. 

"Dalam kondisi semacam ini, yang dianggap kontra dengan kekuasaan atau kritis terhadap pemerintahan ini sekarang hampir semuanya itu yang sempat silaturahmi ketemu habib, dianggap magnet simbol perlawanan terhadap pemerintah," kata dia, Jumat (16/6).

Menurut Sugito, pembahasan antara tokoj Partai Amanat Nasional (PAN) dan Imam Front Pembela Islam (FPI) itu berbicara soal kasus yang menimpa keduanya. Mereka berharap, agar polisi dan KPK bekerja tanpa tebang pilih dan professional.

Sejumlah politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun diketahui mengunjungi Rizieq Shihab di Arab Saudi.  Sugito menambahkan, selain munculnya simpati dari tokoh nasional yang 'senasib', Rizieq justru mendapat perhatian lebih di Arab Saudi.

Sugito menuturkan, Rizieq selama 24 jam kerap didatangi tamu-tamu.  "Lucunya lagi dengan peristiwa ini habib malah jadi semacam tokoh yang bukan dielu-elukan ya tapi tokoh yang di hormati di arab Tapi juga, jadi orang arab saudi juga hormati habib," ujar dia. 

Pandangan Sugito pada kasus yang menimpa kliennya pun konsisten. Berdasarkan fakta kurang lengkapnya berkas, menurut Sugito, ini semakin menunjukkan kasus ini dipaksakan. Kata dia, kasus ini, semata-mata hanya merupakan upaya pembunuhan karakter terhadap Rizieq Shihab. 

Untuk itu, lanjut Sugito, wajat saja bila sejumlah tokoh politik menunjukkan dukungannya. "Jadi kalau yang tokoh politik mensupport lah secara moral dan supaya habib tetap istiqomah dalam perjuangan. Jadi kalau mereka anggap ini sudah benar-benar kriminalisasi," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement